MENEMUKAN ALLAH DI TENGAH BADAI HIDUP
Ayub 40:1-9; 42:1-6
Seorang seniman mencurahkan segenap
hati dan daya, melukis mahakaryanya dengan penuh semangat. Ia membayangkan
keindahan hasil karyanya: lukisan yang akan memukau setiap mata. Namun, angin
kencang tiba- tiba bertiup, menghancurkan kanvas dan menumpahkan cat, merusak
seluruh jerih payahnya. Hati sang seniman pun
hancur, dipenuhi pertanyaan dan kekecewaan. Seperti seniman itu, mungkin kita juga
pernah mempertanyakan keadilan Tuhan saat badai kehidupan menghancurkan impian
dan harapan kita.
Apa yang difirmankan Allah kepada Ayub mengingatkan kita akan suatu kebenaran yang mendalam. Allah, Sang Pencipta alam semesta, jauh lebih besar daripada segala pemahaman dan pengalaman kita. Allah tidak terbatas pada apa yang dapat kita pahami. Ia adalah Allah yang berdaulat, yang hikmat-Nya tak terduga, dan kasih- Nya tidak terukur. Meskipun kita mungkin tidak selalu mengerti jalan-Nya, kita dapat percaya bahwa Ia berkuasa atas segala sesuatu dan bekerja demi kebaikan umat-Nya. Ketika badai kehidupan menerpa, janganlah kita cepat mempertanyakan atau menuduh Allah. Jangan mudah percaya pada apa yang dikatakan orang tentang Allah. Beranilah melihat kebaikan dan kemuliaan- Nya yang tersembunyi di balik setiap peristiwa hidup, bahkan di tengah penderitaan sekalipun. Ingatlah, iman bukanlah tentang menghindari badai, melainkan tentang menemukan Allah di tengah-tengah badai kehidupan. (Wasiat)
REFLEKSI: Apakah aku bersedia melihat kebaikan dan kemuliaan Allah di tengah penderitaan hidupku?
