Persembahan Syukur

Untuk mendukung seluruh pelayanan gereja, Bpk/Ibu/Sdr/i terkasih dapat membawa membawa persembahan syukur ke rumah Tuhan, baik secara tunai saat menghadiri kebaktian, atau non-tunai saat kapan pun.

Tunai :
Yaitu dengan memasukkan uang dengan atau tanpa amplop ke dalam kantong yang diedarkan pada saat kebaktian atau ke dalam kotak persembahan di dalam gereja. Jika diperlukan, keterangan detil dapat disertakan di amplop, misalkan: nama dan tujuan persembahan.
Khusus untuk persembahan bulanan, uang dapat dimasukkan di dalam Kartu Persembahan Bulanan dengan mencantumkan bulan dan jumlah persembahan.
(Catatan : Kartu Persembahan Bulanan baru dapat diperoleh di Pintu 1 gereja atau dengan menghubungi Tata Usaha gereja.)

Non Tunai :
Yaitu memberi persembahan, kapan pun juga, dengan cara mentransfer ke Rekening Gereja atau QRIS BCA dengan men-scan QR code GKI Kranggan. Beberapa tujuan persembahan dibedakan melalui nominal akhir dari jumlah transfer berikut :

  • 10 untuk persembahan operasional atau perpuluhan
  • 11 untuk persembahan bulanan
  • 12 untuk persembahan perluasan lahan parkir
  • 77 untuk persembahan GOTA
  • 88 untuk persembahan Bajem Cileungsi
  • 99 untuk persembahan emeritasi

(Misalkan : persembahan Rp.1.000.000 sebagai persembahan perpuluhan ditransfer dalam jumlah Rp.1.000.010) Persembahan dengan nominal akhir lainnya akan diperhitungkan sebagai persembahan operasional.

Rekening Gereja

Bank               : BCA
No rekening  : 6280210488
Atas nama    : Gereja Kristen Indonesia


Persembahan melalui transfer akan dicatat di Warta Minggu sesuai dengan pesan transfer dan informasi pengirim yang diterima dalam laporan transaksi bank. Untuk pencatatan ini, pengirim persembahan juga dapat menghubungi Tata Usaha GKI Kranggan jika diperlukan.
Mohon diperhatikan bahwa transfer antar bank dapat dikenakan biaya transfer.

QRIS

Persembahan juga dapat ditransfer ke rekening di atas dengan menggunakan QRIS Bank BCA dengan men-scan QR code berikut :


QR code juga dapat digunakan untuk berbagai aplikasi pembayaran online, seperti mBCA, OVO, Gopay, Dana, Octo, dsb.
Nama pengirim persembahan dengan QRIS tidak akan terlihat pada laporan transaksi rekening bank dan akan tercatat sebagai NN.
Tidak ada biaya admin bank yang dibebankan apabila persembahan dikirimkan menggunakan QRIS.

Kisah Inspiratif Hattie May Wiatt dan 57 Sen-nya
(disadur dari berbagai sumber)



Kisah nyata ini terjadi pada akhir abad 18 di Philadelphia. Seorang gadis kecil yang bernama Hattie May Wiatt berdiri terisak di dekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena “sudah terlalu penuh”. Pdt. Russell H. Conwell yang kebetulan lewat menanyakan mengapa ia menangis. “Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu” jawab Hattie.

Melihat penampilan Hattie yang kumal dan tidak terurus, sang pendeta segera mengerti dan bisa menduga sebabnya ia tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu. Dituntunnya Hattie masuk ke ruangan Sekolah Minggu dan ia mencarikan tempat duduk yang kosong untuk Hattie. Bersama kedua orang tuanya Hattie tinggal di daerah kumuh karena mereka dari keluarga miskin.

Ketika ia menceritakan pengalamannya itu kepada orang tuanya, si ibu menghiburnya bahwa dia masih beruntung mendapatkan pertolongan dari bapak pendeta yang baik hati. Sejak saat itu, Hattie bersahabat dengan Pdt. Conwell.

Dua tahun berlalu dan Hattie meninggal. Orang tuanya meminta bantuan Pdt. Conwell untuk memimpin acara pemakaman yang sangat sederhana. Saat pemakaman selesai dan tempat tidur Hattie dirapikan, ditemukan sebuah dompet usang, kumal dan sobek di beberapa bagian. Di dalam dompet tersebut terdapat uang receh sebesar 57 sen dan secarik kertas tulisan tangan Hattie yang isinya sebagai berikut: “Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak bisa menghadiri Sekolah Minggu.” Rupanya selama 2 tahun, semenjak ia tidak diperbolehkan masuk gereja itu, Hattie telah mengumpulkan dan menabung hingga terkumpul 57 sen untuk maksud yang sangat mulia itu.

Ketika Pdt. Conwell membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, Pdt. Conwell segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia Hattie untuk memperbesar bangunan gereja. Cerita tidak berakhir sampai di sini. Sebuah perusahaan koran yang besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya. Akhirnya, ada seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan suatu lokasi di dekat gereja kecil itu, namun para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tidak sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu. Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi, efek bola salju yang dimulai oleh seorang gadis kecil miskin ini pun bergulir dan dalam 5 tahun telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik saat itu karena setara dengan harga emas seberat 1.000 kg.

Semangat, kasih dan ketulusan hati Hattie ternyata membawa dampak yang luar biasa. Berawal dari 57 sen itu, kini di Philadelphia telah berdiri Temple Baptist Church sebuah gereja dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang, Temple University tempat ribuan mahasiswa sedang belajar, Good Samaritan Hospital dan sebuah bangunan khusus untuk Sekolah Minggu dengan ratusan pengajar, semuanya itu untuk memastikan agar tidak ada satu anak pun yang tidak mendapat tempat di Sekolah Minggu. Di dalam salah satu ruangan bangunan ini, tampak terlihat foto Hattie dengan tabungannya sebesar 57 sen yang telah membuat sejarah, dan foto Pdt. Conwell, seorang pendeta yang telah mengulurkan tangannya kepada Hattie, si gadis kecil yang kumal itu.


Share this Post