KASIH YANG MENYEMBUHKAN
Yohanes 3:13-17
Di dunia yang penuh perbedaan dan ketidaksempurnaan ini, sangat mudah bagi kita untuk terjebak dalam pola pikir menghakimi. Ketika melihat kesalahan
orang lain, kritik begitu lancar mengalir,
dan kita merasa lebih superior. Kita lupa bahwa setiap
individu memiliki perjalanan hidup dan pergumulan masing-masing.
Penginjil Yohanes
menuliskan, “Sebab Allah mengutus
Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia.” Artinya,
kedatangan Yesus bukan untuk menghukum
atau mencela, melainkan
untuk menawarkan kasih dan pengampunan. Yesus datang untuk menebus, bukan untuk
menghakimi. Fokus Kristus adalah menyelamatkan dunia yang terhilang,
bukan untuk menghukumnya. Pesan
ini menantang kita untuk mengubah perspektif. Alih-alih cepat menghakimi, kita dipanggil untuk
meneladani kasih Allah yang rela mengampuni dan memberi kesempatan bagi orang
lain untuk berubah.
Apakah kasih Allah yang agung ini sudah memengaruhi tingkah laku
kita sehari-hari? Mampukah kita menahan diri
untuk tidak menghakimi orang lain dan memilih untuk mengasihi mereka seperti Kristus
mengasihi kita? Ingatlah bahwa kita semua adalah pendosa
yang membutuhkan anugerah. Marilah kita belajar melihat orang lain dengan perspektif
kasih, memberikan pengampunan, dan menolong
mereka untuk bangkit.
Sebab, bukankah hanya
kasih yang pada akhirnya
akan menyembuhkan dan mempersatukan? (Wasiat)
REFLEKSI: Apakah hatiku dikuasai oleh kasih yang menyembuhkan atau justru keinginan untuk menghakimi?
