KASIH LEBIH UTAMA DARI SEMUA
Lukas 14:25-33
Pernahkah Saudara merasa begitu asyik dengan hobi baru sehingga melupakan kewajiban lain?
Atau begitu menikmati kebersamaan dengan teman-teman hingga mengabaikan keluarga
di rumah? Sadar
atau tidak, semua orang pasti pernah memprioritaskan sesuatu melebihi hal lainnya.
Yesus menantang setiap orang
untuk menempatkan kasih kepada-Nya di atas segalanya, bahkan di atas keluarga
dan diri sendiri. Kata Yunani yang digunakan untuk “membenci” dalam Lukas 14:26
adalah μισέω (miseō). Dalam konteks ini, miseō digunakan secara hiperbolis
untuk menyatakan “mencintai kurang dari”. Misalnya, dalam Kejadian 29:31,
dikatakan bahwa Lea “tidak dicintai” oleh Yakub, tetapi ini tidak berarti Yakub
benar-benar membencinya. Namun artinya, Yakub lebih mencintai Rahel daripada
Lea. Begitu pula, Yesus sedang mempertanyakan apakah nilai kasih yang
diteladankan- Nya akan menjadi nilai yang lebih utama dalam cara kita mengelola
diri dan berelasi dengan sesama, atau ada nilai-nilai lain yang bukan berasal
dari-Nya.
Kasih kepada Kristus harus menjadi fondasi hidup kita. Hal ini bukan berarti meninggalkan keluarga atau mengabaikan tanggung jawab, melainkan menempatkan kasih sebagai pusat dan prioritas dalam setiap aspek kehidupan. Mari evaluasi diri, adakah hal yang masih lebih kita utamakan daripada kasih? Mari lepaskan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengasihi Yesus. Ikutilah nilai-nilai Yesus dengan sepenuh hati dan setia.(Wasiat)
REFLEKSI: Apakah kebiasaan, karakter, dan nilai-nilai hidup dalam diriku sudah dipengaruhi oleh kasih Kristus?
