CARI KEMULIAAN, BUKAN KEHINAAN
Habakuk 2:12-20
Kuasa sering kali diiringi dengan kemuliaan dan harta. Orang
yang memiliki kuasa merasa layak dimuliakan dan memperoleh kekayaan.
Tidak heran jika banyak orang yang bertindak sewenang-wenang terhadap sesamanya,
termasuk keluarganya, demi memperoleh kekayaan dan kemuliaan. Mereka berpikir bahwa semakin
menunjukkan kekuasaan, mereka akan semakin kaya,
dimuliakan, dan dihormati.
Kesewenang-wenangan terhadap
sesama bermula dari hasrat untuk
dimuliakan, yang kemudian diikuti oleh keserakahan
dalam mengumpulkan harta. Perilaku seperti itu menunjukkan ketidakadilan terhadap sesama: memperdaya dan
memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi. Bahkan, eksploitasi terhadap
sumber daya alam sering kali dilakukan tanpa memikirkan kepentingan generasi
mendatang. Selain itu, ada juga eksploitasi sumber daya manusia, seperti memeras tenaga orang tanpa memberikan upah yang setimpal dengan
kerja kerasnya. Orang
seperti ini justru mendatangkan kehinaan bagi dirinya sendiri. Alih- alih
dimuliakan, mereka malah mengalami kehinaan dan menghadapi hukuman dari Allah. Allah akan mengguncang dan membinasakan orang yang
jahat, tetapi orang benar akan diluputkan-Nya.
Tinggalkan cara-cara hidup
yang rendah dan hina. Jauhi perlakuan yang
merendahkan sesama. Merendahkan diri,
memberikan diri untuk
orang lain, dan berbuat benar adalah jalan mulia. Jalan
mulia itulah yang mendatangkan
kemuliaan, dan melalui
hal itu Tuhan dimuliakan. (Wasiat)
DOA:
Tuhan, kami mau mengerjakan segala sesuatu dengan
cara yang mulia dan terpuji, sehingga Engkau dimuliakan. Amin.
