BELAJAR BERHIKMAT
Amsal 2:1-5
Hikmat dibutuhkan oleh manusia. Apalagi, di dunia digital dewasa ini. Banyak orang sulit membedakan mana berita bohong dan mana kabar yang benar. Banyak orang yang dengan sengaja memakai media sosial untuk mendapatkan popularitas dengan memanfaatkan konten yang tidak etis. Bahkan, ada yang sengaja menghembuskan sentimen SARA.
Salomo mengungkapkan pentingnya hikmat bagi manusia. Hikmat itu akan memberikan pengetahuan dan kepandaian sehingga manusia dapat hidup dengan jujur dan bersih. Hikmat membentengi manusia dari jalan hidup yang bercela. Ia menjaga manusia agar hidup benar, adil, dan beribadah. Karena itu, Salomo mengajak untuk mencari dan mendengarkan ajaran hikmat. Tentu, mencari hikmat harus kepada sumber yang tepat, yakni TUHAN. Salomo berkata, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan.” Ia menjadi kunci bagi seseorang untuk mendapatkan kepandaian dalam menata dan membangun kehidupan yang mulia. Dengan takut akan TUHAN seorang anak manusia dapat belajar hidup berhikmat.
Hidup berhikmat akan menghindarkan kita dari kenaifan menggunakan media sosial. Dengan hikmat kita dimampukan untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi. Dalam kesulitan membedakan mana yang benar dan mana yang palsu, kita harus datang pada Tuhan dan berpegang pada firman-Nya supaya kita tidak hanya dapat membedakan keduanya, tetapi juga hidup di dalam kebenaran-Nya. (Wasiat)
REFLEKSI:
Belajar berhikmat membutuhkan sikap takut akan Tuhan, dan hidup berhikmat terjadi dalam proses sepanjang hayat.
