JAGALAH HATI
Matius 5:27-36
“Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tahu.” Peribahasa
ini mau menyatakan bahwa betapa sulit untuk mengetahui isi hati seseorang. Apa
yang masih tersimpan dalam hati tak akan diketahui orang lain. Orang lain akan mengetahui
isi hati kita bila kita telah mengekspresikan niat atau keinginan hati ke dalam
perbuatan. Sekalipun demikian, Tuhan Yesus mengingatkan kita agar waspada
dengan keinginan dosa yang tersimpan dalam hati sebab akar dosa asalnya dari hati.
Misalnya seseorang yang jatuh dalam dosa perzinahan pasti sudah menginginkannya
dalam hatinya. Oleh karenanya keinginan hati harus dikendalikan.
Jika keinginan buruk dalam hati tidak dikendalikan, maka akan berbuah
perbuatan buruk. Biasanya orang hanya berfokus pada perbuatannya, padahal
akarnya ada dalam hati. Tuhan Yesus mengajarkan agar kita bersikap tegas dalam
menghentikan perbuatan buruk atau dosa sejak dini yaitu dimulai dari keinginan hati.
Hal ini senada dengan apa yang ditulis dalam Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Menjaga hati berarti mengendalikan isi hati dengan menghentikan keinginan dosa yang bisa muncul sewaktuwaktu. Marilah mendekatkan hati kita dengan hati Tuhan atau firman-Nya agar yang tumbuh dalam hati kita bukanlah keinginan dosa, tetapi keinginan untuk melakukan firman Tuhan. Selamat menjaga dan mengendalikan isi hati. (Wasiat)
“Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tahu.” Peribahasa
ini mau menyatakan bahwa betapa sulit untuk mengetahui isi hati seseorang. Apa
yang masih tersimpan dalam hati tak akan diketahui orang lain. Orang lain akan mengetahui
isi hati kita bila kita telah mengekspresikan niat atau keinginan hati ke dalam
perbuatan. Sekalipun demikian, Tuhan Yesus mengingatkan kita agar waspada
dengan keinginan dosa yang tersimpan dalam hati sebab akar dosa asalnya dari hati.
Misalnya seseorang yang jatuh dalam dosa perzinahan pasti sudah menginginkannya
dalam hatinya. Oleh karenanya keinginan hati harus dikendalikan.
Jika keinginan buruk dalam hati tidak dikendalikan, maka akan berbuah
perbuatan buruk. Biasanya orang hanya berfokus pada perbuatannya, padahal
akarnya ada dalam hati. Tuhan Yesus mengajarkan agar kita bersikap tegas dalam
menghentikan perbuatan buruk atau dosa sejak dini yaitu dimulai dari keinginan hati.
Hal ini senada dengan apa yang ditulis dalam Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Menjaga hati berarti mengendalikan isi hati dengan menghentikan keinginan
dosa yang bisa muncul sewaktuwaktu. Marilah mendekatkan hati kita dengan hati
Tuhan atau firman-Nya agar yang tumbuh dalam hati kita bukanlah keinginan dosa,
tetapi keinginan untuk melakukan firman Tuhan. Selamat menjaga dan
mengendalikan isi hati. (Wasiat)