PELANGI SEBAGAI PENGINGAT
Kejadian 9:1-17
Bangsa Indonesia sering disebut sebagai
bangsa yang pelupa. Hal ini
pernah diungkapkan oleh istri almarhum Munir,
seorang aktivis HAM. Karena mudah lupa, kita sering tidak konsisten dalam
bersikap. Pada suatu waktu, kita bisa marah terhadap ketidakadilan, tetapi tidak lama
kemudian, kita sudah melupakannya. Perjuangan
untuk menuntut keadilan
pun menguap, dan kita bisa tidak peduli lagi terhadap mereka
yang menjadi korban. Allah pernah menurunkan air bah yang memusnahkan manusia dan binatang, kecuali
yang berada di dalam
bahtera Nuh. Hal ini terjadi
karena manusia terus melakukan kejahatan dan tidak mau
taat pada perintah Allah. Bersama
Nuh, Allah memulihkan kehidupan segenap
ciptaan. Setelah air bah surut, Allah membuat
perjanjian antara diri-Nya
dengan segala makhluk
bahwa Ia tidak akan menurunkan air bah lagi untuk memusnahkan segala makhluk. Pelangi
menjadi tanda pengingat dari Allah akan janji-Nya itu. Pelangi juga
menjadi tanda cinta
Allah.
Namun, ini tidak berarti
bahwa setelah peristiwa air bah, kejahatan manusia
akan dibiarkan. Allah tetap menuntut ketaatan dari
umat-Nya untuk hidup dalam kebenaran. Allah mengajak kita untuk ikut serta
memelihara kehidupan, menjaga apa yang baik agar tetap baik, serta memelihara alam semesta supaya menjadi tempat
yang nyaman bagi semua makhluk. (Wasiat)
DOA: Ya Tuhan, kami bersyukur karena Engkau selalu bersedia menolong dan menjaga kami. Tolong kami juga untuk selalu ingat bahwa kami harus berbuat baik di mana pun kami berada. Amin.