MEMOTONG SALIB
Yohanes 16:25-33
Yesus pernah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia harus rela menyangkal diri dan memikul salib. Sebuah syarat yang tidak mudah dijalani. Kenyataannya banyak dari kita yang “memotong salib” agar ringan dipikul. “Memotong salib” adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan sikap kompromi dalam hidup karena keengganan menjalani konsekuensi dari panggilan sebagai murid Kristus.
Dalam Injil Yohanes, Yesus menyatakan mengenai apa yang akan dihadapi oleh para murid tidak dengan kiasan, melainkan dengan pernyataan yang jelas. Yesus menjelaskan bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh para murid bukanlah perkara yang mudah. Para murid akan tercerai berai dan meninggalkan Yesus sendirian. Hal ini mengingatkan akan peristiwa salib yang akan dihadapi Yesus kemudian. Para murid tertidur saat Yesus bergumul di Getsemani, Petrus akan menyangkal, dan yang lain bersembunyi karena takut. Namun Yesus juga mengatakan bahwa Ia tidak akan sendirian karena Bapa menyertai-Nya. Kesatuan Yesus dan Bapa menunjukkan kesatuan ilahi bahwa Yesus adalah Tuhan. Kesatuan itu akan dibuktikan dengan kebangkitan Kristus kelak yang menghadirkan kemenangan atas dunia.
Penyertaan Kristus yang menang melawan maut membawa damai sejahtera pada setiap orang percaya di sepanjang zaman. Tantangan dan pergumulan menjadi salib yang dihadapi saat kita memperjuangkan kasih, keadilan, dan kebenaran. Mari kita menguatkan hati, sebab damai sejahtera Allah menyertai kita. (Wasiat)