MARUK
2 Raja-raja 5:19b-27
Maruk atau kemaruk adalah
bahasa gaul yang berarti serakah, rakus, tamak, dan berlebihan dalam berbagai hal. Sifat maruk muncul karena keserakahan
dan dorongan untuk selalu memanfaatkan
kesempatan. “Ada kesempatan, sayang bila dilewatkan,” kilah orang yang maruk.
Itulah Gehazi, hamba Nabi
Elisa. Gehazi adalah orang yang serakah. Ketika ia melihat ada kesempatan untuk
mendapatkan lebih, maka ia menggunakan
kesempatan itu. Kesempatan itu dilihatnya ketika Na’aman, panglima Raja
Aram yang sudah sembuh atas petunjuk Nabi Elisa, ingin memberi tanda terima kasih. Na’aman
mendesak Nabi Elisa untuk menerima pemberian sejumlah materi. Elisa
menolak. Elisa ingin Na’aman mengetahui bahwa Allah Israellah yang menyembuhkannya. Gehazi yang kemaruk mengejar Na’aman. Untuk mendapatkan
materi dari Na’aman, ia berbohong. Ia memakai nama Nabi Elisa agar Na’aman percaya
dan mau memberikan sejumlah materi. Orang yang serakah
akan melakukan apa pun, termasuk perbuatan yang haram, untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Ia berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun, penyakit kulit Na’aman menghinggapi Gehazi dan
keturunannya selama-lamanya.
Maruk terhadap materi, jabatan, atau makanan sering kali dianggap sebagai hal yang umum. Kita perlu menyadari bahwa sikap maruk pasti akan mencelakai kita dan keluarga kita. Maruk juga membuat kita menjauh dari Allah. (Wasiat)
DOA:
Tuhan, jauhkanlah sifat maruk
dari kami sekeluarga. Kami mau terus menjadi berkat
bagi orang lain. Amin.
