KEMULIAAN TUHAN
Yehezkiel 10:1-19
Kita memahami bahwa Bait Suci adalah tempat di mana TUHAN
berada. Dengan demikian, kemuliaan TUHAN menjadi identik dengan Bait Suci. Tidak mungkin Bait Suci
tidak diliputi oleh kemuliaan TUHAN. Namun, bacaan kita dalam Alkitab justru berjudul “Kemuliaan TUHAN meninggalkan
Bait Suci”. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Nabi Yehezkiel memaparkan
penglihatannya mengenai kerub-kerub, makhluk surgawi. Dikatakan bahwa kemuliaan
TUHAN pergi dari ambang pintu Bait Suci dan berhenti
di atas kerub-kerub. Kemuliaan TUHAN
tidak lagi tampak di Bait Suci karena umat Israel, yang seharusnya hidup
menjalankan perintah TUHAN, justru hidup dalam kejahatan dan dosa.
Hidup kita seharusnya
memancarkan kasih dan kemuliaan Tuhan. Saat kita hidup dalam dosa dan
kejahatan, kemuliaan Tuhan pun tidak tampak dalam keseharian kita. Ketika kita
mengumbar keinginan daging, bernafsu
memenuhi keinginan diri, serta sibuk dengan diri sendiri, kita harus
berhati-hati—jangan- jangan kemuliaan Tuhan telah menjauh dari hidup kita.
Seharusnya, hidup anak-anak Tuhan mencerminkan kemuliaan-Nya. Namun, jika kita sebagai anak-anak
Tuhan tidak menghidupi firman-Nya, melainkan membiarkan hidup kita
dikuasai oleh keinginan dan nafsu semata, kita harus waspada—jangan-jangan
kemuliaan Tuhan sudah tidak lagi dijumpai dalam hidup kita. Mari kita memeriksa
hidup kita. (Wasiat)
REFLEKSI:
Teruslah mencari Tuhan dan melakukan firman-Nya dalam keseharian, agar kemuliaan Tuhan tidak meninggalkan kita.