KEADILAN BAGI SELURUH CIPTAAN
Amos 5:12-24
Di tengah dunia yang semakin individualistis, kita cenderung mencari
aman. Kita hidup dalam keacuhan
dan ketidakpedulian. Keadilan tidak
lagi menjadi sesuatu
yang diperjuangkan. Selama kita merasa nyaman,
keadilan tidak kita anggap penting.
Jika kita mau jujur membuka mata dan menilai keadaan,
masih banyak ketidakadilan yang terjadi di
sekitar kita. Namun, sering kali kita tidak peduli.
“Keadilan” bukanlah sesuatu
yang mudah untuk didefinisikan. Amos mengaitkan keadilan dengan kebaikan.
Keadilan seharusnya tidak dapat berkelindan dengan kejahatan. Sebaliknya, keadilan harus berkelindan dengan kebaikan. Sejauh mana kita mengupayakan keadilan bagi
mereka yang lemah dan tak berdaya? Sejauh mana kita memperjuangkan keadilan
bagi seluruh makhluk, tidak hanya manusia? Sejauh mana kita memaknai keadilan
dalam keseharian sehingga keadilan tidak hanya menjadi kata dalam ruang hampa,
tetapi juga terwujud dalam perjuangan? Sejauh mana keadilan berdampingan dengan kebaikan? Nabi Amos mengingatkan agar umat membenci
yang jahat dan melakukan yang baik, demi keadilan.
Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan di gereja, yang disebut sebagai rumah Tuhan, sudahkah kita memperhatikan apakah berbagai kegiatan tersebut merusak lingkungan? Sudahkah kita mewujudkan keadilan bagi seluruh ciptaan? Jangan sampai kegiatan-kegiatan gereja membawa kebinasaan bagi ciptaan Tuhan. (Wasiat)
REFLEKSI:
Biarlah keadilan tidak hanya dirasakan oleh manusia tetapi oleh seluruh ciptaan.