BERHENTI BERBUAT DOSA
Manusia tidak akan bisa secara konsisten berhenti berbuat dosa. Berhenti di suatu waktu, tetapi mengulanginya lagi di waktu yang lain, atau bahkan melakukan dosa yang berbeda.
Dalam ayat bacaan 1 Pet 4:1, tersirat makna bahwa seseorang akan berhenti berbuat dosa ketika ia telah menderita penderitaan badani, sama seperti Kristus telah menderita. Yang dimaksudkan dengan penderitaan badani tersebut adalah “penderitaan” akibat hidup meninggalkan hawa nafsu kesenangan duniawi, yang telah menjauhkan kita dari mengasihi Allah. Sangat berat bagi kita untuk meninggalkan semua yang sudah terlanjur kita gemari, kita miliki dan kita nikmati selama ini, untuk lebih mengutamakan melayani Tuhan (Mat 19:21).
Jika kita mau berhenti secara konsisten, harus dimulai dari pertobatan. Pertobatan sejati akan mengadakan perubahan luar biasa dalam hati dan kehidupan setiap kita yang mengambil bagian di dalamnya. Pertobatan demikian menjauhkan manusia dari hawa nafsu lamanya yang menyenangkan dan digemarinya, serta dari cara-cara dan sifat buruk dunia, untuk membawanya kembali kepada kehendak Allah. Makanya orang yang tekun melakukan kehendak Allah, secara otomatis tidak lagi berbuat dosa.
Pertobatan sejati melalui proses yang panjang. Butuh pertolongan Tuhan, komitmen, ketekunan serta perubahan paradigma berpikir secara total. Penderitaan harus lebih dipahami sebagai cara Allah untuk mengasah, mengasuh, mengarahkan, melindungi dan menyempurnakan kita menjadi insan yang dikehendakiNYA. Dan kita boleh pakai penderitaan badani itu untuk menjadi murid Kristus yang lebih mengasihi Allah, lebih melayani sesama, serta menjadi saksiNYA di tengah dunia.
Saat ini kita masih berkesempatan untuk ambil bagian dalam pertobatan sejati itu, dengan mengingat penderitaan dan kematian Kristus, serta pengharapan untuk dapat hidup oleh roh menurut kehendak-Nya. Ambillah. GEP
Doa
Bapa yang Maha Baik, kuatkanlah kami dalam menanggung penderitaan badani, agar kami dapat berhenti total berbuat dosa, karena tekun melakukan kehendak-Mu. Amin