Untuk format audio klik di sini
PILIH UNTUK
MENYELAMATKAN
Jika
Anda dihadapkan pada pilihan yang sulit —ibarat makan buah simalakama: kalau
dimakan bapanya mati, enggak dimakan ibunya mati— bagaimana Anda akan memilih;
apa yang akan Anda pilih? Beda kalau salah satu pilihannya menguntungkan Anda,
tentu akan lebih mudah membuat pilihan. Misalnya, kalau bertindak pasti
dianggap salah, tetapi kalau diam saja akan selamat. Pasti Anda memilih untuk
diam agar selamat, bukan?
Tuhan
Yesus tidak memilih hal yang menyelamatkan diri-Nya, melainkan memilih apa yang
dapat menyelamatkan orang lain, meskipun itu mendatangkan kesulitan bagi
diri-Nya. Hal ini terbukti ketika pada suatu hari Sabat Ia masuk ke rumah
ibadat
untuk mengajar, sementara ahli-ahli Taurat dan orangorang Farisi
mengamat-amati-Nya, bersiap mencari celah dan alasan untuk mempersalahkan Dia.
Yesus mengetahui pikiran mereka. Namun, alih-alih menghindar, Yesus justru
menyuruh orang yang mati tangan kanannya berdiri di tengah, kemudian mengajukan
pertanyaan, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau
berbuat jahat?” Selanjutnya, Yesus menyuruh orang sakit itu mengulurkan
tangannya dan sembuhlah ia.
Yesus memilih untuk menyelamatkan orang lain, bukan diri-Nya, meski Ia makin tidak disukai dan dibenci. Bagaimana dengan kita? Pilihan selalu muncul dalam hidup ini. Beranikah kita mengambil pilihan yang tak menguntungkan kita, tetapi menyelamatkan orang lain? (Wasiat)
DOA:Ya Tuhan, tolong kami untuk tidak sekadar mengambil pilihan mudah,melainkan yang menyelamatkan orang. Amin.