Untuk format audio klik di sini


PILIH UNTUK MENYELAMATKAN

Lukas 6:6-11


Jika Anda dihadapkan pada pilihan yang sulit —ibarat makan buah simalakama: kalau dimakan bapanya mati, enggak dimakan ibunya mati— bagaimana Anda akan memilih; apa yang akan Anda pilih? Beda kalau salah satu pilihannya menguntungkan Anda, tentu akan lebih mudah membuat pilihan. Misalnya, kalau bertindak pasti dianggap salah, tetapi kalau diam saja akan selamat. Pasti Anda memilih untuk diam agar selamat, bukan?

Tuhan Yesus tidak memilih hal yang menyelamatkan diri-Nya, melainkan memilih apa yang dapat menyelamatkan orang lain, meskipun itu mendatangkan kesulitan bagi diri-Nya. Hal ini terbukti ketika pada suatu hari Sabat Ia masuk ke rumah

ibadat untuk mengajar, sementara ahli-ahli Taurat dan orangorang Farisi mengamat-amati-Nya, bersiap mencari celah dan alasan untuk mempersalahkan Dia. Yesus mengetahui pikiran mereka. Namun, alih-alih menghindar, Yesus justru menyuruh orang yang mati tangan kanannya berdiri di tengah, kemudian mengajukan pertanyaan, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat?” Selanjutnya, Yesus menyuruh orang sakit itu mengulurkan tangannya dan sembuhlah ia.

Yesus memilih untuk menyelamatkan orang lain, bukan diri-Nya, meski Ia makin tidak disukai dan dibenci. Bagaimana dengan kita? Pilihan selalu muncul dalam hidup ini. Beranikah kita mengambil pilihan yang tak menguntungkan kita, tetapi menyelamatkan orang lain? (Wasiat)


DOA:
Ya Tuhan, tolong kami untuk tidak sekadar mengambil pilihan mudah,
melainkan yang menyelamatkan orang. Amin.