DIBABAT SEMAKIN MERAMBAT

Kisah Para Rasul 4:1-4


Keberadaan kekristenan diwarnai oleh hadirnya hambatan dan penganiayaan. Hal itu bukan terjadi baru-baru ini saja, seperti rumah ibadah yang ditutup atau kegiatan ibadah yang dibubarkan oleh masyarakat. Sejak zaman dahulu, perkembangan kekristenan coba dihambat oleh kelompok mayoritas dan penguasa. Namun, hal yang menarik adalah bahwa Ketika kekristenan coba dibabat, ternyata ia semakin merambat. Dalam arti, kekristenan tetap berkembang.

Bacaan kita hari ini, mengisahkan tentang Petrus dan Yohanes yang tengah mengajar orang banyak di Bait Allah. Pengajaran mereka tampaknya menggelisahkan elite agama Yahudi. Alhasil, sejumlah imam, beserta kepala pengawal Bait Allah, disertai oleh sekelompok orang Saduki, mendatangi Petrus dan Yohanes. Mereka tidak suka dengan berita tentang Yesus yang bangkit dari antara orang mati. Keduanya lantas ditangkap oleh elite agama Yahudi tersebut. Namun, pengajaran Petrus dan Yohanes telah menggugah sejumlah orang, sehingga mereka percaya kepada Yesus. 

Menjadi orang Kristen berarti siap dengan kemungkinan adanya hambatan dan kesulitan. Hambatan dan kesulitan itu perlu dihadapi dengan sikap hati yang tulus dan iman yang teguh. Di sisi lain, ketika kekristenan dalam situasi adem-ayem, maka di situ orang-orang Kristen merasa nyaman dengan hidupnya. Alih-alih berkembang, justru pada situasi serba nyaman itulah, kekristenan bisa mengalami kemerosotan. (Wasiat)

 

 

Doa
Teguhkanlah kami ya, Tuhan jikalau kami harus berhadapan dengan aneka kesulitan. Amin.