KESESAKAN MENGHASILKAN TAHAN UJI

Mazmur 69:1-5, 30-36


Menjadi Kristen tidak berarti ‘imun’ terhadap penderitaan dan kesesakan. Justru dalam perjalanan hidup kita akan diterpa dan ditimpa berbagai peristiwa hidup. Kadang peristiwa itu membawa sukacita tetapi tak jarang juga membawa kita pada kesesakan. Bahkan kesesakan yang dialami bukan karena kesalahan atau dosa. Ada pula orang yang menderita justru karena membela dan melakukan kebenaran. 

Pengalaman itu juga dialami pemazmur. Ia menyatakan telah menanggung cela (ayat 8a), dan cintanya bagi rumah Allah menghanguskan dirinya (ayat 10a). Kesesakan pemazmur tergambar dengan sangat luar biasa seperti orang yang tenggelam dalam sheol (dunia orang mati). Ia terasing dari hidupnya sendiri dan berada dalam situasi tidak berdaya Ketika bahaya melingkupinya (ayat 1-3). Pemazmur tak habis pikir, ada orang-orang yang begitu membencinya tanpa alasan dan ingin menghabisi nyawanya (ayat 5). Jika kita menyimak dengan baik, Mazmur ini merupakan kekuatan bagi mereka yang rela menderita bagi Allah. Namun, akan terasa asing bagi mereka yang tidak pernah menyadari bahwa mencintai Allah adalah sebuah perjuangan yang berat.

Kesesakan menimbulkan tahan uji dan tidak selalu buruk bagi kita. Kesesakan dapat menempa orang beriman untuk dilatih tegar dan memercayakan diri kepada Tuhan (ayat 30- 36). Dalam proses sulit itulah, spiritualitas kita seharusnya semakin bertumbuh. (Wasiat)


Doa
Dalam situasi hidup yang penuh dengan kesulitan dan tantangan, kami mau tetap bergantung dan memercayakan diri kepada Tuhan, Amin.