Yohanes 20: 2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."

 

Yohanes penulis injil yang memulai tulisan injilnya dengan cara pandang yang berbeda dari penulis injil yang lain, diman Yohanes tidak menuliskan silsilah Yesus secara manusiawi sebagai keturunan Adam dan Daud tetapi memilih menulis secara Rohani :Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Tetapi di akhir tulisannya Yohanes yang sama menulis dengan beda dimana dia menulis di Yohanes 20:2 bukan Yesus telah diambil dari kuburnya tetapi TUHAN telah diambil dari kuburnya. Buat Yohanes memang saat itu iman jemaat mula-mula sudah mati dan itu yang membuat TUHAN menjadi mati juga dan dikuburkan.

 

TUHAN yang selalu diimani sebagai sang MAHA KUASA pencipta alam semesta yang begitu berkuasa di banyak kasus dalam kehidupan kita di dunia, pengakuan ini semata hanya sampai di bibir saja. Kita manusia begitu tidak percaya kalau TUHAN KITA MAHA KUASA dan DIA hidup. Kita seolah belum puas kalau kita tidak berusaha maksimal untuk memperoleh dan mengusahakan keselamatan kita, kita seolah belum puas kalau kita tidak berusaha berbuat sesuatu untuk membela TUHAN dan seolah TUHAN kita tidak sanggup berbuat apa-apa seolah-lah DIA sudah mati.

 

Banyak masalah di dunia muncul karena manusia tidak percaya TUHAN nya MAHA KUASA dan kita bisa melihat buktinya semenjak jaman agama-agama ada maka kebanggaan pemeluk agama adalah kemenangan dalam perang atas nama agama. Perang yang seolah-olah mewujudkan kemuliaan TUHANnya dan sentimen kemenangan dalam perang agama ini terus terpelihara sampai saat ini. Dalam perang selalu ada nama manusia yang dimuliakan dan seolah dialah panglima kemenangan dalam perang tersebut.

 

Alkitab mencatat dalam sejumlah perang yang terjadi tidak pernah manusia menjadi aktor pemeran utama dalam perang tersebut. Mari kita ambil satu contoh dan banyak lagi contoh lain yang bisa kita ambil.   Kita ambild ari kisah seorang hakim bangsa israel di kisah perjanjian lama yang bernama Gideon dan dia dipilih TUHAN untuk mengusir musuh, dalam kisah ini jelas kita akan baca peran dan campur tangan TUHAN serta peran Gideon sebagai pemimpin sangat kecil dan bahkan bisa dibilang hanya kepanjangan tangan dan kausa TUHAN saja.

Hakim-hakim 7:1-25 (TB)  Adapun Yerubaal — itulah Gideon — bangun pagi-pagi dengan segala rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka berkemah dekat mata air Harod; perkemahan orang Midian itu ada di sebelah utaranya, dekat bukit More, di lembah.

Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku.

Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead." Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang. 

Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: "Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, tetapi barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan pergi."

Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum."

Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air.

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya."

Dari rakyat itu mereka mengambil bekal dan sangkakala; demikianlah seluruh orang Israel disuruhnya pergi, masing-masing ke kemahnya, tetapi ketiga ratus orang itu ditahannya. Adapun perkemahan orang Midian ada di bawahnya, di lembah.

Pada malam itu berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Bangunlah, turunlah menyerbu perkemahan itu, sebab telah Kuserahkan itu ke dalam tanganmu.

Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu, turunlah bersama dengan Pura, bujangmu, ke perkemahan itu;

maka kaudengarlah apa yang mereka katakan; kemudian engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu." Lalu turunlah ia bersama dengan Pura, bujangnya itu, sampai kepada penjagaan terdepan laskar di perkemahan itu.

Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.

Ketika Gideon sampai ke situ, kebetulan ada seorang menceritakan mimpinya kepada temannya, katanya: "Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh."

Lalu temannya menjawab: "Ini tidak lain dari pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerahkan orang Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya."

Segera sesudah Gideon mendengar mimpi itu diceritakan dengan maknanya, sujudlah ia menyembah. Kemudian pulanglah ia ke perkemahan orang Israel, lalu berkata: "Bangunlah, sebab TUHAN telah menyerahkan perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu."

Sesudah itu dibaginyalah ketiga ratus orang itu dalam tiga pasukan dan ke tangan mereka semuanya diberikannya sangkakala dan buyung kosong dengan suluh di dalam buyung itu.

Dan berkatalah ia kepada mereka: "Perhatikanlah aku dan lakukanlah seperti yang kulakukan. Maka apabila aku sampai ke ujung perkemahan itu, haruslah kamu lakukan seperti yang kulakukan.

Apabila aku dan semua orang yang bersama dengan aku meniup sangkakala, maka haruslah kamu juga meniup sangkakala sekeliling seluruh perkemahan itu, dan berseru: 'Demi TUHAN dan demi Gideon!'"

Lalu Gideon dan keseratus orang yang bersama-sama dengan dia sampai ke ujung perkemahan itu pada waktu permulaan giliran jaga tengah malam, ketika penjaga-penjaga baru saja ditempatkan. Lalu mereka meniup sangkakala sambil memecahkan buyung yang di tangan mereka.

Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!"

Sementara itu tinggallah mereka berdiri, masing-masing di tempatnya, sekeliling perkemahan itu, tetapi seluruh tentara musuh menjadi kacau balau, berteriak-teriak dan melarikan diri.

Sedang ketiga ratus orang itu meniup sangkakala, maka di perkemahan itu TUHAN membuat pedang yang seorang diarahkan kepada yang lain, lalu larilah tentara itu sampai ke Bet-Sita ke arah Zerera sampai ke pinggir Abel-Mehola dekat Tabat.

Kemudian dikerahkanlah orang-orang Israel dari suku Naftali dan dari suku Asyer dan dari segenap suku Manasye, lalu mereka mengejar orang Midian itu.

Gideon menyuruh juga orang ke seluruh pegunungan Efraim dengan pesan: "Turunlah menghadapi orang Midian, dan dudukilah segala batang air sampai ke Bet-Bara, dan juga sungai Yordan." Maka semua orang Efraim dikerahkan, lalu mereka menduduki segala batang air sampai ke Bet-Bara, juga sungai Yordan.

Mereka berhasil menawan dua raja Midian, yakni Oreb dan Zeeb. Oreb dibunuh di gunung batu Oreb dan Zeeb dibunuh dalam tempat pemerasan anggur Zeeb. Mereka mengejar orang Midian itu, lalu mereka membawa kepala Oreb dan kepala Zeeb kepada Gideon di seberang sungai Yordan.

Coba Bedakan dengan sejarah yang ditulis manusia tentang perang atas nama agama (TUHAN) yang seolah menghadirkan tokoh Pahlawan yang gagah perkasa serta bisa menjadi wakil TUHAN yang seolah memiliki semua kekuatan TUHAN dalam tangannya. Tidak ada digambarkan bagaimana hubungan sang pemimpin dengan TUHAN nya dan bagaimana TUHAN memimpin dia dalam menyerahkan lawannya tanpa harus mengangkat senjata. Kita masih bisa lagi baca kisah tembok Yerikho yang roboh hanya dengan pawai/karnaval keliling tembok sambil memuji TUHAN dan bukan dengan kegiatan yang mengerahkan senjata dan kekuatan.

Kisah-kisah ini harusnya yang terus hidup sampai saat ini dan pesan utama yang ditulis di Hakim-Hakim 7: (2) Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan merekajangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. Dimana Pesan utamanya adalah manusia tidak layak bermegah karena Tangan Tuhan sendiri yang bekerja.

 

Setelah membaca kisah ini apakah kita masih merasa perlu membela TUHAN yang HIDUP ?? atau TUHAN yang harus membela kita. Yach memang selayaknya TUHAN yang maha kuasa itu yang harus membela kita manusia yang lemah dan bukan sebaliknya. Terlalu banyak keributan di dunia karena sikap manusia yang tidak mau sabar terhadap rencana dan pekerjaan TUHAN. Kita merasa bisa membantu TUHAN dan membuat semua menjadi lebih cepat. TETAPI kita tidak mau bertanya apakah itu maunya TUHAN ?

 

Manusia sekarang sudah demikian sok jago, sok kuasa dan seolah dia bisa menghilangkan nyawa manusia lainnya atas nama TUHAN atau minimal memaksakan kehendak pribadi dengan seolah-olah ini kehendak TUHAN. Kita menjadi semakin tidak sabar melihat TUHAN yang maha kuasa itu Bekerja dan menunjukan kemaha kuasaannya. Kita akan menjadi tenang dan senang jika kita merasa sudah membela TUHAN dan seolah surga adalah hadiah yang akan kita terima. Pertanyaannya apakah iya TUHAN akan berikan  surga buat orang yang bekerja dengan mengandalkan kemampuannya sendiri dan bahkan mungkin dia tidak pernah bertanya pada TUHAN dan tidak pernah mengalami perjumpaan dengan TUHAN karena mereka mengira TUHANNYA SUDAH MATI DAN PERLU MEREKA BELA.

Alkitab mencatat TUHAN menghukum mereka yang bekerja dengan mengandalkan kemampuannya sendiri walau pekerjaan itu dilakukan untuk TUHAN. Kisah Ananias dan Safira dalam kisah para rasul dengan jelas menuliskan bagaimana orang yang menjual tanahnya sendiri dan menyumbangkan sebagian untuk TUHAN dan kesalahan dia hanya dia klaim kalau semua hasil penjualan tanah itu untuk TUHAN. Dosa yang di mata manusia sangat kecil dan seolah tidak ada artinya apa-apa tetapi buat TUHAN itu maslaah serius dan hukumannya adalah : Kisah Para Rasul 5:1-5 (TB)  Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. Sadis seolah kesan itu yang kita dapat dan memang buat TUHAN yang MAHA KUASA, Dia bisa menunjukan kuasanya kepada umatNYA. Apakah kita masih mau berbuat seolah membela TUHAN ??? padahal kita punya maksud pribadi, kita punya agenda pribadi, kita punya tujuan pribadi..... Apakah kita tidak takut sama TUHAN yang maha kuasa.....apakah kita masih merasa perlu membela TUHAN yang MAHA KUASA dan HIDUP itu ???

 

TUHAN KITA HIDUP dan sampai saat ini masih MAHA KUASA. Daripada kita sibuk membela DIA mengapa kita tidak nikmati hidup dengan menemui DIA, menjumpai DIA, menikmati hidup bersama DIA yang memiliki kita.

 

Selamat menikmati perjalanan rohani di dunia bersama DIA yang mengasihi kita. TUHAN MENGASIHI KITA dan TUHAN KITA MASIH HIDUP bahkan DIA MASIH MAHA KUASA.