Berbicara tentang kekristenan tidak bisa dilepaskan dari berbicara tentang Trinitas. Kekristenan tidak bisa dipisahkan dengan Trinitas dan disadari atau tidak inilah jati diri orang Kristen, dasar iman orang Kristen.  Oleh karenanya  adalah keanehan jika ada orang Kristen yang tidak bisa menerangkan arti Trinitas itu pada orang yang bertanya tentang imannya. Karena Iman yang ditanyakan mereka adalah iman yang dialami. Ini cuma cerita tentang pengalaman imannya saja.

Untuk menerangkan arti Trinitas itu sebenarnya tidak terlalu susah karena Tuhan Yesus sendiri mencontohkan di awal-awal dengan memilih 12 Rasul dari kalangan nelayan atau kalangan rakyat bawah, kalangan yang tidak pendidikan . Kami yakin jika orang-orang yang tidak pendidikan saja bisa mengerti apa arti arti Trinitas Apalagi kita kita yang berpendidikan saat ini.

Mengapa teman-teman nelayan itu tidak terlalu susah untuk menerangkan arti Trinitas, ini bisa kita lihat dari surat-surat yang ditulis oleh rasul rasul seperti Petrus, Yohannes, Yakobus dll yang dari kalangan nelayan walau memang ada rasul yang lebih memiliki Pendidikan yaitu Paulus. Surat-surat  rasul rasul tadi di luar Surat Paulus memang ditulis oleh mereka mereka yang tidak/kurang berpendidikan. Rasul-rasul yang berlatar belakang nelayan ini tidak sulit menerangkan tentang Trinitas karena mereka menerangkan dengan tidak berbasis teori tapi pengalaman. Mereka melihat Yesus dengan aneka mukjizatnya sehingga mereka mengakui bahwa DIALAH ALLAH,  mereka juga pernah melihat dalam peristiwa baptisan dimana Roh Kudus terbang dalam bentuk merpati, Yesus dibaptis sementara Allah Bapa berbicara dari langit dan ketiganya mereka lihat ,mereka alami. Sehingga mereka bisa menerangkan Trinitas dengan dasar pengalaman kehidupan mereka.

Bahkan kalau kita mencermati sejarah Gereja mula –mula maka sampai abad ke empat tidak ada diskusi tentang Trinitas dan tidak ada keperluan jemaat saat itu untuk mendefinisikannya. Bukan berarti mereka tidak tahu karena dalam kehidupan berjemaat mereka tegas membidatkan aliran aliran yang tidak mengakui KETUHANAN YESUS, ROH KUDUS atau ALLAH BAPA. Mereka dengan tegas menyesatkan aliran yang hanya mengakui sebagaian ke Allahan dari ketiganya. Jadi tidak benar teori yang mengatakan kalau Trinitas adalah ciptaan orang Kristen abad ke empat.

Seharusnya Kristen atau orang Kristen zaman ini pun tidak susah menerangkan tentang Trinitas jika mereka mengalaminya. Mereka harus bisa mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus dan kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan mereka. Titik perjumpaan mereka ini pasti merubah pandangan hidupnya yang seolah-olah tadinya akunya yang utama menjadi Yesus Kristus yang utama dan kepala dalam kehidupan kita sehari-hari. Peristiwa ini disebut kelahiran baru seperti tertulis dalam Yohanes 3 ayat 3 (3) Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.".   Jadi jika kita sebagai Kristen sudah mengalami pengalaman perjumpaan dengan Yesus atau kelahiran baru itu maka menerangkan makna Trinitas menjadi tidak terlalu sulit, karena  kita tidak lagi berbicara tentang Allah yang tinggi tapi Allah Roh Kudus yang ada di hati kita. Kehadiran Allah di hati semua orang percaya tidak berarti sama dengan Tuhan kita menjadi ada jutaan, karena Tuhan kita adalah roh  seperti tertulis dalam 2 Kor3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Jika ada pendeta, penatua, aktivis, penginjil yang bilang bahwa perjumpaan dengan Tuhan tidak ada lagi dalam jaman modern ini,  maka mungkin mereka lupa arti berdoa itu sendiri yang artinya berbicara dengan Tuhan atau berkomunikasi dua arah dengan Tuhan. Bagaimana mungkin mereka bisa berdoa atau berkomunikasi dengan TUHAN,  jika mereka tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan.  Bagaimana mereka bisa berdoa jika mereka tidak mengimani Tuhan ada di dekat mereka ? Bagaimana mungkin mereka bsia berbicara dengan TUHAN jika mereka tidak mengenalNya ? sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan Tuhan dengan bebas. Rasanya aneh orang berdoa jika mereka tidak mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan sebelumnya serta mengenal TUHANnya.

Dari penjelasan di atas maka saya pribadi adalah orang yang tidak terlalu suka dengan analogi air uap dan es batu dalam rangka menjelaskan tentangTrinitas atau analogi analogi lainnya karena memang jika melihat peristiwa di Alkitab 3 pribadi itu muncul dalam satu satuan waktu bersamaan murid-murid melihat Yesus yang dibaptis murid-murid melihat Roh Kudus yang terbang dalam bentuk merpati dan mendengar Allah Bapa berbicara dari surga. Kita saat inipun harus mengimani  Allah kita adalah 3 pribadi yang berbeda dengan fungsi masing-masing tetapi mereka adalah satu sama seperti kita bisa dengan mudah mengimani Allah ada di hatiku dan hati semua orang yang percaya yang tidak artinya sama dengan ALLAH menjadi berjuta-juta atau jamak karena DIA  tapi tetap satu atau ESA.

Allah harus diimani sebagaimana Allah mau bukan sebagaimana saya atau kita mau.  Allah adalah Allah dan kita adalah kita manusia sebagai manusia ciptaan kita hanya perlu taat, ketika Allah menyatakan dirinya. Perjumpaan manusia dengan Tuhan yang merubah segala pola pikir segala dasar pemikiran segala tujuan hidup itu yang membuat kita menjadi mudah untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat kita sekaligus menerima Trinitas sebagai bagian iman kita. Iman yang dialami adalah iman yang hidup dan bukan iman yang imaginatif apalagi fiksi.

Allah Bapa Allah Putra dan Allah RohKudus adalah 3 pribadi Allah yang satu juga hakikinya atau artinya ALLAH yg Esa. Allah kita Esa dalam 3 pribadi ini, akan sangat mudah untuk kita pahami jika kita mengalaminya.  Pengalaman akan membuat kita tidak memerlukan dasar dasar keilmuan. Pengalaman membuat kita tidak memerlukan dasar dasar pemikiran. Pengalaman adalah suatu kenyataan yang kita alami dan bisa menjadi dasar yang lebih kuat daripada ribuan teori serta pasti akan mendasari pandangan hidup kita di dunia. Kita bsia menjadi seperti rasul rasul yang nelayan tanpa pendidikan tetapi mengalami kehidupan bersama TUHAN yg hidup dan mengasihi serta menyertai mereka, bukan Tuhan yang Fiksi apalagi ilusi sehingga perlu dijelaskan dengan aneka teori dan doga serta pengajaran. Ini bukan berarti Ilmu Theologia tidak penting tetapi ilmu harus tetap mendasar pada pengalaman dan kenyataan hidup dan bukan hadir dalam ruang kosong.

Sangat sedih hati saya melihat banyak orang hidup di dunia tanpa pengalaman perjumpaan dengan Tuhan. Mereka mungkin punya agama, mereka mungkin punya kepercayaan tetapi mereka tidak punya Allah, mereka tidak punya Tuhan. Mereka tidak punya pengalaman hidup bersama Tuhan sehingga sulit buat mereka memiliki rasa takut akan Tuhan apalagi mengasihiNya. Sebagai manusia yg hidup di dunia, maka kita pasti melihat banyak pemeluk agama  yang sibuk berteriak-teriak, berusaha keras dan bahkan rela untuk menyakiti sesamanya hanya demi mencari Tuhan atau berusaha menyukakan hati Tuhan.  Menurut konsep dan pola pikir mereka semua yang mereka lalukan pasti menyenangkan  Tuhan mereka tidak kenal pola pikir dan konsepnya Tuhan. Mereka lupa TUHAN itu Maha Kuasa dan bukan kita. Mereka orang orang yang lelah berjalan dalam dunia dan mencari TUHAN dan lupa menikmati hubungan pribadi dengan TUHAN yang sangat dekat dan mengasihi mereka.

Kenapa dalam agama agama di dunia banyak menghadirkan kekerasan ?  itu semua semata-mata hanyalah karena manusia manusia itu belum menjumpai Tuhannya.  Mereka masih dalam taraf mencari Tuhan, membela Tuhan, berusaha menyenangkan hati Tuhan dengan konsep mereka. Saya yakin ketika mereka berhasil menjumpai Tuhan atau dijumpai Tuhan dan mereka mau merendahkan hatinya membuka hatinya untuk menerima Tuhan menjadi Tuhan dan juruselamat pribadinya maka mereka pasti berubah pola pikirnya.  Pola pandang mereka terhadap Tuhan akan berubah juga pola pikir dan pola pandang mereka terhadap dunia dan sesamanya.

Tuhan kita Esa Allah kita Esa itu jelas tertulis dalam Alkitab tetapi kembali teman-teman Esa itu adalah menurut pengertian Tuhan dan bukan menurut pengertian kita. Mari kita sama-sama rendahkan hati kita, membiarkan Tuhan menyapa kita dan merubah hidup kita. Mari kita alami perjumpaan dengan Tuhan, menikmati kasih TUHAN dan menyadari kita semua hanya menjadi ranting-ranting yang menempel pada pokok anggur itu, pada batang itu, pada Tuhan Yesus sendiri. Jadi sewajarnya kita mendasari kehidupan beriman kita bukan pada pengertian kita sendiri. Biarlah kita semua bisa kembali ke Alkitab, kembali ke Iman, kembali akan anugerah Tuhan,  karena keselamatan itu bukan hasil usaha kita tetapi anugerah Tuhan Semata. (Efesus 2:8 : Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah)

Tuhan mengasihi kita semua, Tuhan pasti menjumpai kita ,Tuhan ingin menyapa kita,  Maukah kita menyiapkan waktu kita untuk mendengar suara Tuhan ????  Kembali ke pokok bahasan kita tentang Trinitas, maka akan lebih mudah kita pahami jika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi seperti murid murid Yesus yang nelayan itu. Sangat sulit buat kita memahami makna Trinitas jika kita tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan mengalami kasih serta penyertaan TUHAN dalam hidup kita.

Kalau teman-teman Googling di internet, maka teman-teman akan mendapatkan banyak sekali informasi tentang Trinitas. Baik yang  merupakan tulislah pendeta pendeta  GKI maupun,  Dosen dosen di STT Jakarta, STT UKDW, STT UKSW dan STT yang lain,  ataupun  tulisan tentang Trinitas yang di luar aras Gereja kita kita. Semua tulisan itu bisa kita dapat  dan jumlahnya banyak sekali, juga buku-buku dan tulisan tentang Trinitas dari dalam dan luar negeri. Carilah bacalah sebagai pengetahuan dan sebagai bukti cinta kita kepada Tuhan yang sudah menyelamatkan kita,  tetapi jangan lupakan PENTINGNYA pengalaman perjumpaan dengan Tuhan itu sendiri. Ilmu pengetahuan tidak ada gunanya tanpa perjumpaan, tanpa pengalaman kitab suci kita hanyalah kumpulan kata-kata kosong. Jika kita tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan maka kitab suci akan menajdi kitab fiksi belaka tanpa kenyataan.

Trinitas atau Trinitatrian versi GKI atau berdasarkan pengakuan iman/konfesi GKI  lebih mudah dipahami jika kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Allah yang 3 pribadi itu.  Allah yang sama yang menyatakan dirinya kepada Musa dalam bentuk lidah api atau kepada Yesus saat dia dibaptis atau Paulus saat dia mengalami perjumpaan ketika dia dalam perjalanan untuk membunuh orang-orang Kristen atau juga pengalaman kehidupan kita hari ini di mana kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang mengasihi kita itu. Trinitas akan lebih mudah dipahami dan dimengerti jika kita mengalami perjumpaan dengan Yesus dan mengalami pencurahan Roh Kudus dalam kehidupan kita sehari-hari. Trinitas lebih mudah dipahami jika kita berjalan dengan ALLAH setiap hari dengan setia, serta kita juga setia berdoa, membaca firman Tuhan  dan melayani sesuai panggilan kita masing masing. Saat saat kita mengerti apa mau nya Bapa dalam kehidupan kita sehari-hari , pengalaman kita dengan Allah Bapa Allah Putra dan Roh Kudus akan membuat kita lebih mudah memahami makna Trinitas itu sendiri seperti para nelayan 2000 tahun yang lalu.

Selamat menyambut Pentakosta Tuhan Yesus memberkati dan mengasihi.