Ia Menyertai

Yohanes 8:12-30


Ada sebuah permainan dimana seseorang diminta bersedia menjatuhkan dirinya kebelakang dan tubuhnya akan ditangkap oleh teman-temannya yang telah berdiri di belakang sehingga ia tidak terhempas ke lantai. Pada video yang saya tonton ini ada yang bersedia namun ada juga yang tidak. Membayangkan tubuh terhempas ke lantai keras bila tidak tertangkap bukanlah sesuatu yang menyenangkan sehingga menyurutkan keyakinan untuk melakukannya. Allah mengutus Yesus untuk menyatakan keselamatan bagi dunia ini. Dan Yesus berkata kepada orang Yahudi: Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." (29).

Keyakinan Yesus akan penyertaan Allah memampukan-Nya menyelesaikan pelayanan-Nya di dunia ini. Pernyataan Yesus ini pun kita yakini dalam hidup ini. Allah yang kita sembah adalah Allah yang Maha hadir. Kapankah kita dapat merasakannya? Banyak yang mengatakan kehadiran-Nya sangat terasa ketika kita dalam keheningan, saat teduh, ketika berdoa, membaca Alkitab atau dalam puji-pujian dimana kita merasakan damai sejahtera-Nya begitu melingkupi diri kita. Itu semua tidak salah karena semua itu adalah hal-hal rohani yang kita lakukan untuk membangun relasi dengan-Nya. Upaya kita untuk lebih mengenal Allah dan apa yang dikehendaki-Nya. Namun kehadiran Allah secara nyata juga kita alami lewat perjalanan rohani kita bersama-Nya. Lewat pergumulan dan persoalan kita. Dalam suka maupun duka. Menyadari dan percaya akan kehadiran Allah menjadi kekuatan dan keyakinan bagi kita untuk terus berkarya bagi kemuliaan-Nya dan memiliki hidup yang berkenan dihadapan-Nya. Hidup yang memuliakan nama-Nya. Ia menyertai kita. (EM)



Doa

Ya Allah, kami bersyukur penyertaan-Mu menjadi kekuatan bagi kami dalam kehidupan ini. Amin.