MEMBANGUN KASIH

Yeremia 1:4-10




Kita tahu istilah “kritik yang membangun”. Kritik semacam ini tidak hanya memperlihatkan apa yang salah, tetapi juga menyatakan apa yang mesti dilakukan untuk menggantikan perilaku yang salah itu. Kritik semacam ini jauh lebih berkualitas ketimbang “kritik yang merusak”. Sebab, dalam “kritik yang membangun” ada solusi, bukan sekadar menggerutu dan memaki.

Nabi Yeremia mendapat tugas yang jelas. Allah akan memberikan keberanian bagi Yeremia untuk berbicara kepada para raja dan bangsa-bangsa. Seumpama tanaman dan bangunan, tanaman beracun akan dicabut dan bangunan yang tidak berguna diruntuhkan. Ini merujuk pada Kerajaan Yehuda, yang pada waktu itu korup dan tidak memberlakukan kehendak Allah. Yeremia menubuatkan bahwa Kerajaan Babel akan menaklukkan mereka. Namun, tugas Yeremia bukan hanya itu. Ia juga mendapat kuasa dari Allah untuk membangun dan menanam. Akan tiba waktunya umat Allah pulih dan dibangun kembali dalam kasih, keadilan, dan kebenaran.

Walaupun bukan nabi, kita semua mendapat kuasa dari Allah untuk mengatur kembali kehidupan kita. Pasti ada yang harus dicabut dan dirobohkan, dibinasakan dan diruntuhkan dalam diri kita. Tinggi hati, benci, dendam, kekhawatiran, dan ketidakpedulian tidak patut dipelihara. Sebaliknya, kerendahan hati, kepedulian, pengampunan, belas kasihan harus dibangun dan ditanam. Percayalah, Allah sanggup memulihkan hidup kita dengan didikan dan arahan-Nya yang membangun. (Wasiat)


Doa
Pulihkan aku, ya Tuhan, dengan didikan dan arahan-Mu yang penuh anugerah dan membangun kehidupan. Amin.