TANGGUNG JAWAB IMAN

Efesus 1:3-6


Hidup sebagai umat pilihan adalah sebuah keistimewaan. Namun, keterpilihan ini harus dihayati sebagai undangan dan tugas, bukan untuk gagah-gagahan. Apalagi, dengan status tersebut kita kemudian menyombongkan diri atas orang dengan keyakinan dan agama yang berbeda. Rasul Paulus dengan jelas menulis bahwa sebelum dunia dijadikan, orang percaya atau jemaat itu sudah dipilih. Artinya, tidak ada kontribusi orang beriman itu dalam Keputusan Tuhan. Bukan karena kualifikasi tertentu lantas mereka dipilih. Itu sepenuhnya kedaulatan Tuhan. Mereka dipilih supaya mereka kudus dan tak bercacat. Artinya, di situ ada tanggung jawab. Mereka harus menjadi contoh. Mereka mesti memberikan keteladanan. Walaupun mereka dipilih tanpa memperhitungkan kualifikasi tertentu, tetapi sekarang mereka harus memperlihatkan kualitas hidup sebagai orang beriman. Tutur kata dan perbuatan mereka tidak boleh “asal”.

Apa yang mereka kerjakan harus menjadi rujukan, supaya Tuhan dimuliakan. Ada tanggung jawab iman sebagai orang pilihan. Tanggung jawab itulah yang harus dihayati sebagai sebuah keistimewaan. Dengan demikian, kita tidak akan hidup dengan kesombongan, melainkan dengan rendah hati memperlihatkan keteladanan. Kita bangga karena dipilih, dan dengan kebanggaan itu kita memperlihatkan tanggung jawab kepada orang lain. Sebab, dari kekal Tuhan sudah menetapkan hal itu bagi orang beriman. (Wasiat)


 

Doa
Jangan biarkan kami bermegah bahkan jatuh dalam kesombongan, ya Tuhan. Kiranya dalam kerendahan hati, kami berjuang menjadi teladan hidup di mana pun kami berada, Amin.