Untuk format audio klik disini

WAJAH IMAN 

Ibrani 11:30-12:2


Mereka telah melakukannya selama 7 hari berturut-turut. Semua orang tahu, sebuah kota tidak bisa direbut hanya dengan baris-berbaris. Tapi tanpa berdebat apakah strategi ini benar atau tidak, Yosua dan bangsa Israel melakukannya karena Allah yang mengatakannya. (Yos. 6:2).

Di sisi lain tembok Yerikho, hati Rahab berdebar-debar. Dia telah membantu mata-mata Israel dan mempertaruhkan keselamatan seluruh keluarganya dalam keyakinan bahwa kota yang besar ini akan jatuh ke tangan bangsa Israel, ke tangan Allah Israel. "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu,” demikian pengakuan Rahab (Yos. 2:9).

 

Demikianlah jalan iman – mempercayai Firman Allah karena pribadi-Nya dan bertindak tanpa gusar mencari-cari tanda, keajaiban, atau penjelasan sebelum bertindak. Tapi jalan iman tidak selalu berakhir “happy ending” seperti Yosua dan Rahab. Iman juga bertahan dalam kesukaran. John MacArthur mengatakan “seperti halnya adalah kehendak Allah bagi umatnya menakklukan pergumulan, adalah kehendak-Nya pula bagi umat-Nya untuk berjalan dalam penderitaan.” Dan melalui iman, Allah menguatkan umat-Nya menjalaninya.

 

Para pahlawan iman tanpa nama yang disebutkan di pembacaan kita lebih rela “dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang, menderita kekurangan” ketimbang meragukan Allah dan berbalik daripada-Nya (Ibr 11: 37). Sebab mereka percaya Allah menyediakan “sesuatu yang lebih baik” yang tidak bisa diberikan dunia ini bagi semua anak-anak-Nya. Demikianlah jalan iman: mengarahkan pandangan kita pada kekekalan ketimbang yang fana. Kiranya pembacaan Ibrani hari ini meneguhkan kita untuk melanjutkan dan bertahan dalam iman. (AGS)


DOA:
Bapa, terima kasih untuk penyertaan-Mu. Berikanlah kami kekuatan untuk menjalani kehidupan kami dan teguh mempercayai Firman-Mu. Amin