Bait Allah

Markus 11 : 15-19


Dalam bacaan yang kita renungkan hari ini, kita membaca bagaimana marahnya Yesus ketika Bait Allah digunakan untuk berjual beli. Bait Allah yang seharusnya terjaga sedemikian rupa sebagai rumah doa, di mana orang dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan, menjadi kotor karena aktivitas berdagang, bahkan para imam pun membiarkan hal itu terjadi. Dalam bacaan ini ada 2 hal yang dapat kita renungkan. 

  1. Bait Allah dapat kita samakan dengan gereja tempat kita beribadah di zaman sekarang ini. Gereja seharusnya menjadi tempat di mana setiap pribadi dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan, merasakan kasih Tuhan dan damai sejahtera Allah. Kita sebagai anggota gereja hendaklah menjaga agar gereja dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Janganlah kita mengotori gereja dengan gosip atau ghibah, bicara kasar, sikap egois dan mencari keuntungan pribadi yang semua itu dapat menyakitkan orang lain, menghilangkan damai sejahtera bahkan membuat perjumpaan dengan Tuhan tidak terjadi. 

  2. Bait Allah Adalah tubuh kita (I Korintus 3 : 16). Tubuh kita seharusnya menjadi rumah doa, melalui Tubuh, kita dapat memuliakan Allah, kita menjadi perpanjangan kasih Tuhan. Janganlah kita mengotori tubuh kita dengan perbuatan-perbuatan yang menyakiti Roh Allah yang berdiam dalam diri kita. Menggunakan tubuh kita untuk perzinahan, melakukan penipuan dan kejahatan. Seperti Yesus sedemikian marah melihat bait Allah yang kotor dengan aktivitas jual beli, Diapun dapat menjadi marah karena Bait Allah (gereja dan tubuh kita) kita kotori dengan berbagai kejahatan. Mari kita bertobat, jangan menyia-nyiakan pengorbananNya di kayu salib. (EW)


Doa
Ampuni kami ya Tuhan, mampukan kami menjaga bait-Mu dan tetap menjadi bait Allah yang Kudus, Amin.