ALLAH MENGAMPUNI ORANG
YANG MENGAKUI
Orang baik terbukti melalui sikap baiknya. Pikirannya
tertuang untuk merancang perbuatan baik dan aksi kebaikan. Perasaannya tercurah
dalam simpati, empati, dan belas kasih. Tenaganya terlihat di dalam tindakan
baik. Namun, orang baik dapat terjatuh ke dalam dosa atau perbuatan buruk.
Raja Yosia, menurut penulis 2 Raja-raja, adalah orang baik.
Ia memberikan “bantuan langsung tunai” [uang yang dikelola para imam] untuk
membayar para tukang yang bekerja memperbaiki Bait Allah yang sudah rusak dan
perlu renovasi. “Berikanlah uang itu kepada para tukang bangunan, tetapi tidak
usahlah mengadakan perhitungan dengan mereka mengenai uang yang diberikan,
sebab mereka bekerja dengan jujur,” demikian dipesankan Yosia melalui Safan.
Ketika renovasi sedang berlangsung, para tukang menemukan gulungan kitab. Isi
kitab itu menegur raja-raja dan rakyat Israel, bukan hanya Yosia, tentang dosa
mereka kepada TUHAN. Yosia mungkin tidak bersalah, tetapi sejarah menyatakan ia
termasuk di dalam keberdosaan kepada TUHAN. Karena itu, Yosia mengoyakkan pakaiannya
dan segera meminta petunjuk Allah. Yosia mewakili rakyat dan para pemimpin
Israel menyesali dosa kaum leluhur yang menentang TUHAN.
Banyak dosa yang kini menjadi luka batin bangsa kita. Ini
terjadi karena kita tidak pernah mengakui kesalahan para pendahulu terhadap
rakyatnya. Firman hari ini mengingatkan bahwa Allah berkenan akan sikap orang
yang mengakui dan menanggung dosa historis. (Wasiat)
DoaYa Allah, ajarilah kami merendahkan diri di hadapan-Mu dengan mengakui perbuatan salah di masa lalu. Amin.