Untuk format audio klik disini
Mikha 6:1-8
HADIAH
YANG DIINGINKAN TUHAN
Suatu
hari ketika di bandara menjelang boarding, saya mendengar percakapan orang yang
duduk di sebelah: “Apa oleh-oleh untuk istri bossmu? Setahu saya dia senang tas
branded. Tidak apa-apa mahal, hitung-hitung investasi. Kalau boss kamu
senang, dan kamu dipromosi, pasti kembalinya berlipat-lipat.” Kejadian lainnya
adalah tentang seorang karyawan senior di tempat kerja teman, yang hingga
pensiun tidak pernah memperoleh jabatan sebagaimana rekan-rekan seangkatannya.
“Habis dia tidak bisa mengambil hati boss. Dia tidak pernah memberi bingkisan
untuk boss. Padahal saya tahu kerjanya bagus, bahkan beberapa kali memberikan
ide-ide yang menguntungkan perusahaan.”
Kebiasaan
memberi hadiah untuk menyenangkan boss, bahkan menyuap pihak berwenang, agar
kesalahan bisa diabaikan dan lolos dari hukuman, membuat banyak yang menganggap
bahwa Tuhan juga ingin diberi hadiah, agar senang dam mengampuni dosa-dosa
mereka. Hal ini dilakukan bangsa Israel sehinga ditegor Tuhan melalui nabi
Mikha. Mereka melihat kehidupan bangsa-bangsa lain, yang mempersembahkan darah
anak mereka kepada dewa-dewa sebagai penebus dosa, sehingga bangsa Israel
berpikir Tuhan pasti meminta persembahan yang sama.
Perikop
hari ini mengingatkan, bahwa bukan seberapa besar dan mahalnya persembahan yang
diinginkan Tuhan dari umatNya, namun “berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan
hidup dengan rendah hati di hadapan Allah”... (Mikha 6:8) Sudahkah kita berlaku
adil, setia dan rendah hati di hadapan Tuhan? Berlaku adil, setia dan rendah
hati yang kita lakukan setiap hari dan setiap waktu, bukan hanya ketika sedang
berdoa atau beribadah di gereja saja.
Maka apabila kita telah melakukan atau merencanakan tindakan yang merugikan orang lain, ketidak adilan, dan ketidak setiaan serta sikap yang merendahkan orang lain, mari kita kembali pada Kristus dan jangan ulangi lagi. (SHT)
DOA :
Ya Roh kudus, tolonglah kami agar selalu bertindak adil, setia dan rendah hati dalam setiap langkah hidup yang kami jalani. Amin