Zero Sum Game
"Zero sum
game" adalah istilah matematika dalam teori ekonomi yang menggambarkan
situasi antara 2 pihak: kemenangan di salah satu pihak berarti kekalahan di
pihak lain. Representasi matematis ini adalah gambaran sempurna dampak dari iri
hati dan mementingkan diri sendiri (egoisme) yang disampaikan Yakobus.
Melanjutkan tema hal kecil bisa berakibat besar seperti lidah yang tidak
terkendali, Yakobus berargumen, dengan diilhami Roh Kudus, bahwa iri hati dan
egoisme adalah akar dari "kekacauan dan segala yang jahat." Jika kita
telaah, argumen ini sangat logis. Iri hati saya gambarkan sebagai kondisi
dimana kita tidak menerima orang lain memiliki sesuatu yang baik atau lebih
dari kita. Dan jika kita jujur, iri hati tidak pernah berhenti di "jika
saya memiliki apa yang dia punya" tapi sering berlanjut ke
"seandainya saya punya lebih dari dia" dan "semoga dia
kehilangan semuanya".
Ingatkah Anda pada
kisah Kain dan Habel? Di sisi lain, egoisme menempatkan diri kita sebagai yang
utama. Orang lain memiliki tempat hanya jika dia mendorong kita ke posisi
puncak. Maka wajarlah bila iri hati dan ego memerlukan perpecahan dan adu domba
sebagai senjatanya. Karena di akhir hari ke 2 karakter bertujuan untuk
menghancurkan orang lain. Zero sum game. Tidak terhitung banyaknya organisasi,
persaudaraan, pernikahan, dan ya, persekutuan orang percaya yang hancur karena
keduanya. Maka hari ini, marilah kita dengarkan suara peringatan Yakobus.
Mari kita intropeksi dan mawas diri, mencegah ditabur dan bertumbuhnya benih-benih buah yang jahat ini. Sebaliknya menyuburkan benih-benih baik yang lahir dari hikmat yang benar. (AGS)
Doa
Tuhan, ampuni kami bila hati kami dipenuhi iri dan kami selalu mencari kepentingan kami sendiri. Tolonglah kami untuk memuliakan Engkau dengan melayani dan berkorban bagi sesama. Amin.