TUHAN HARTAKU SATU-SATUNYA
Apa
yang kita yakini dan nilai paling berharga dalam hidup akan selalu menjadi yang
paling utama dan paling menguasai pikiran dan hati kita. Cara kita bersikap dan
bertindak pun akan terpengaruh besar karenanya. Apa yang kita genggam dengan
kuat dalam hidup akan mencengkeram kita juga pada akhirnya.
Sebagaimana
judulnya, Kitab Ratapan berisi ratapan umat Israel kepada Allah selama dan
sesudah Yerusalem hancur. Yeremia dengan jujur mengakui betapa rentannya hidup
ini. Kesusahan, kehilangan dan penderitaan dapat terjadi sewaktu waktu. Umat
telah keliru mengambil pilihan dan sikap hidup dengan mengabaikan nasihat
Allah. Meskipun demikian, ada satu harta berharga yang tetap dimiliki dan
digenggam, yaitu kenyataan kehadiran Allah yang kuasa kasih-Nya tidak pernah
berubah bagi umat-Nya; sampai kapan pun dan dalam keadaan apa pun. Kehadiran
dan kesetiaan Allah menghadirkan hari baru yang selalu menumbuhkan pengharapan.
Sudah sekitar tiga tahun sejak dunia dilanda pandemi Covid-19. Beragam peristiwa hidup kita alami dan saksikan. Terjadi perubahan yang tiba-tiba; muncul kebiasaan-kebiasaan baru yang kita tekuni. Juga, pertanyaan-pertanyaan yang masih kita cari jawabannya. Namun, biarlah tetap ada dalam jiwa kita kesediaan untuk berbisik dengan lembut dan lega seperti yang dilakukan Yeremia, “Tuhan adalah hartaku satu satunya. Karena itu, aku berharap kepada-Nya.”
DOA : Beri kami rasa cukup untuk apa yang Kau beri. Engkau cukup bagi kami, Amin.