Untuk versi audio, klik di
sini
KESEMPURNAAN ITU ANUGERAH, BUKAN
PENCAPAIAN
“Ternyata,
agama Kristen itu bukan agama prestasi, tetapi agama relasi,” ujar seorang muda
kepada temannya, sewaktu mereka berdiskusi mengenai agama-agama di dunia. “Apa
maksud kamu dengan agama relasi?” tanya temannya penasaran. “Maksudnya, yang
terutama sekali itu ialah bagaimana relasi dibangun dengan Tuhan yang
memengaruhi hubungan dengan sesama. Jadi, tidak sesempit bagaimana caranya kamu
tampil berprestasi demi menikmati surga,” jawabnya.
Di
mata Yesus, kesempurnaan terjadi pada saat seseorang– didorong oleh kasih yang
besar kepada Allah–mampu mengasihi sesama sebesar kasihnya kepada Allah. Ketika
Allah menjadi yang paling baik dan paling berharga dalam hidup, cara orang itu
mengasihi sesama amat terpengaruh oleh cara Allah mengasihi seisi dunia ini.
Yaitu, kasih-Nya yang memberi, kasih-Nya yang berkorban, kasih-Nya yang
mendatangkan dan merawat kehidupan.
Tidak
ada dari kita yang sempurna. Kesempurnaan itu adalah anugerah, bukan pencapaian.
Kita semua disempurnakan oleh kasih-Nya. Keyakinan iman ini menolong kita
memurnikan makna setiap perbuatan baik yang kita kerjakan. Kita melakukan
perbuatan baik, bukan supaya kita menerima status baik di hadapan Allah. Sebab,
setiap perbuatan baik yang mampu kita lakukan hanya mungkin terjadi karena
dorongan kuasa kasih Allah. Dalam pola yang seperti ini, perbuatan baik tidak
lagi menjadi beban, tetapi kelegaan. (Wasiat)
DOA :
Terimakasih untuk anugerah-Mu bagi kami, Bapa. Mampukan kami untuk boleh meresponnya dengan memberi hidup kami bagi Tuhan. Amin.