BERLUTUT MENYEMBAH TUHAN

Mazmur 22:25-31



Kristen adalah agama yang sarat dengan simbol. Ada symbol salib, yang melambangkan pengurbanan Yesus untuk menebus manusia. Ada simbol ayam jantan di gereja-gereja tertentu, yang melambangkan pentingnya menjaga iman. Ada juga simbol air, yang melambangkan pembaruan dan kelahiran kembali. Dalam ibadah ritual, juga sarat simbol, misalnya: duduk dan berdiri, diam dan berkata-kata. Selain itu, ada juga gestur berlutut, yang merupakan simbol penyembahan kepada Tuhan, Allah yang berkuasa.

Dalam bacaan hari ini, pemazmur menggambarkan Allah sebagai pribadi yang mau menerima siapa saja yang dating kepada-Nya, termasuk orang yang tertindas. Pada mazmur ini, Allah pun digambarkan sebagai pribadi yang berkuasa, yang empunya kerajaan dan yang memerintah bangsa-bangsa. Dihadapan Allah yang demikian, semua orang – termasuk orang sombong, layak untuk berlutut di hadapan-Nya, guna mengakui bahwa Ia berkuasa, dan agar keberadaan-Nya bisa diceritakan kepada angkatan-angkatan yang akan datang.

Gestur berlutut memang jarang dipraktikkan dalam ibadah ritual gereja Protestan. Sekalipun begitu, bukan berarti bahwa gestur berlutut tidak boleh dipraktikkan oleh orang Kristen. Lewat bacaan mazmur ini, kita hendak diingatkan bahwa menyembah Tuhan memang bisa dilakukan lewat puji-pujian, tetapi juga bisa lewat gerakan simbolis, yakni berlutut di hadapan-Nya, utamanya di saat kita berdoa kepada-Nya. (Wasiat)


Doa
Ya Tuhan, berikanlah saya kerendahan hati untuk mengakui bahwa Engkau adalah Allah yang berkuasa. Amin.