MEMUJI DAN TAAT KEPADA ALLAH

Mazmur 95:1–7a


Seorang anak aktivis gereja bercerita kepada pendetanya, “Ayahku yang di gereja dan yang di rumah itu berbeda. Di gereja, ayahku dikenal sebagai sosok yang rajin pelayanan dan memuji Tuhan. Namun, di rumah sikapnya berbeda. Ia sering marah dan mengumpat dengan kata–kata kasar yang menyakitkan hati kami semua.”

Pemazmur mengajak bangsa Israel untuk memuji Tuhan karena Ia adalah Allah. Pemazmur menunjukkan betapa luar biasanya penyertaan dan pemeliharaan Tuhan kepada umatNya. Tuhan mengasihi umat-Nya seperti gembala mengasihi domba-dombanya. Namun demikian, pemazmur mengajak kita tidak hanya memuji Tuhan dengan nyanyian, tetapi juga dengan ketaatan dalam mendengar dan melaksanakan kehendak-Nya. Kita taat bagaikan domba yang mengenal dan mau mendengar suara gembala dan mengikuti petunjuk jalan yang diberikannya kepada domba-dombanya. Sehingga pujian yang kita sorakkan kepada Tuhan bukan hanya sebatas ucapan bibir tanpa makna, melainkan juga tecermin dalam sikap dan tindakan kita sehari-hari yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Pujian kita kepada Tuhan harus bersumber dari hati yang mau taat kepada-Nya. Kita tidak hanya memuji Tuhan melalui mulut kita, tetapi juga dibarengi dengan ketaatan dalam mendengar dan melakukan kehendak-Nya. Jika demikian, ada kesatuan utuh antara ucapan, pujian, dan tindakan. Inilah hidup yang memuji Tuhan dengan seluruh kehidupan kita. (Wasiat)


Doa Kami rindu Tuhan, hidup yang kami jalani seutuhnya menjadi pujian yang indah bagi-Mu. Amin.