Ketekunan itu Mahal Harganya

Wahyu 14:1-12


Dalam suatu podcast/tayangan streaming mengenai kesehatan, sang penganjur olahraga ditanya apa resep konsisten berolahraga sampai demikian lama. Pertanyaan tersebut dijawab dengan pertanyaan lain - "apa yang membuat kita masih makan, masih sikat gigi sampai sedemikian lama walau tidak pernah mendapat pujian dan penghargaan atas kekonsistenan kita melakukan kedua hal tersebut?" Pertanyaan yang sama pernah saya ajukan pada seorang dosen teologi pengampu mata kuliah spritualitas, mengenai bagaimana konsisten dan tekun dalam hal rohani yang sayangnya dijawab oleh dosen tersebut dengan tidak ramah dan cenderung menghakimi.

Konsisten dan tekun memang tidak mudah. Namun sama seperti kita tekun makan dan sikat gigi karena keduanya adalah kebutuhan dan persyaratan, maka untuk tekun dan konsisten dalam hal rohani pun perlu berangkat dari pemahaman bahwa ketekunan itu hal yang penting. Saking pentingnya, poin ini jadi catatan khusus penulis kitab Wahyu (yang saya yakini adalah Rasul Yohanes) bahwa ketekunan orang-orang kudus didasarkan pada iman kepada Kristus. Mereka adalah orang-orang yang telah percaya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Ketekunan orang-orang kudus diuji oleh tantangan dan rintangan hidup. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan, seperti penganiayaan, pencobaan, dan penderitaan.

Dan ketekunan orang-orang kudus dibalas dengan kemuliaan. Mereka akan menerima mahkota kehidupan dan hidup bersama dengan Allah selamanya karena segala ketekunan mereka menyertai mereka. (SR)


Doa Ya Tuhan Yesus, tolong kami tekun mengiring Tuhan walau tidak mudah. Amin