Untuk format audio klik di sini
Marah Pada Saat Yang Tepat
Nehemia 5:1-13
Kita sering mendengar seseorang menjadi emosi dan marah bahkan
sampai merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Pasti ada sebabnya jika
seseorang menjadi marah, biasanya jika sesuatu berjalan tidak seperti apa yang
dia harapkan. Bagaimana dengan
Nehemia dalam bacaan kita hari ini. Nehemia adalah juru minum Raja Artahsasta
dari kekaisaran Persia yang sangat cinta kepada bangsanya dan hidup takut akan
Tuhan. Hal itu terlihat ketika ia mendengar bangsanya dalam kesukaran besar
karena tembok Yerusalem telah runtuh, dia menangis, berdoa dan berpuasa untuk
mereka (Nehemia 1;3,4).
Suatu saat ia mendengar keluhan dari rakyat dan para isteri
terhadap sesama bangsa Yahudi tentang kondisi keluarga mereka dan perlakuan
para pemuka dan penguasa saat itu yang memeras dan menindas mereka. Mendengar
hal itu Nehemia menjadi sangat marah (ayat 6). Mengapa? Ketika Nehemia sedang
mengupayakan kesejahteraan bangsa Yahudi dengan membangun kembali tembok
Yerusalem, justru ada pihak tertentu yang mencari keuntungan dari bangsa mereka
sendiri yang sedang mengalami kesulitan hidup.
Nehemia tidak hanya marah tetapi mengingatkan mereka untuk hidup
takut akan Tuhan agar tidak menjadi cercaan bangsa lain yang merupakan musuh
mereka (ayat 9).
Didalam Alkitab Perjanjian Baru Tuhan Yesus juga pernah marah
ketika halaman Bait Allah digunakan untuk berdagang. Tentunya Tuhan marah
karena Bait Allah adalah rumah doa bukan untuk disalah gunakan.
Kapan terakhir kita marah? Alkitab mengatakan ketika kita marah
jangan sampai berbuat dosa (Mazmur 4:5). Janganlah amarah menguasai pikiran
kita sehingga kita merugikan diri sendiri dan orang lain. Kiranya Roh Kudus
memampukan kita meneladani Nehemia dan Tuhan Yesus.Boleh marah...tetapi pada
waktu dan situasi yang tepat. (SE).
DOA:
Bapa yang baik, mampukan kami mengendalikan diri
supaya kami tidak jatuh didalam dosa akibat kemarahan kami. Amin