Mengadukan Perkara

Ayub 5:8-27



Baru saja kelompok Gemar Membaca Alkitab (GEMA) GKI Kranggan menyelesaikan seluruh kitab Ayub sebanyak 42 Pasal. Pernah ada teolog yang mengatakan bahwa tokoh Ayub bukanlah tokoh historis dan tidak sungguh-sungguh ada. Terlepas dari hal itu, Kitab Ayub adalah karya yang luar biasa dan selalu relevan dengan jaman.

Ayub adalah sosok pribadi yang dibanggakan oleh TUHAN di hadapan iblis (Ayub 1:8). Kesalehannya tidak ada duanya di muka bumi. Dan sang tokoh saleh ini kemudian di pasal-pasal awal mengalami penderitaan yang luar biasa berat. Namun dalam kondisi dan situasi yang seperti itu, Ayub tetap mencari Allah dan mengadukan masalah yang dialaminya (pasal 5:8). Relasi yang sedemikian ini bukan muncul tiba-tiba. Coba perhatikan Ayub 29:4. 

Sedari remaja Ayub sudah dekat kepada Allah. Ayub menggunakan masa remaja dengan sesuatu yang sangat berharga yaitu mengisinya dengan kedekatan dengan Allah ketika remaja yang lain tidak menganggap penting hubungan dengan TUHAN. Ketika nestapa menimpa, pilihan apa yang akan diambil? Ayub mengambil pilihan mendekat pada Tuhan dan mengadukan perkaranya. Ayub pasti tidak tahu ada skenario level kosmos yang terjadi di belakang penderitaannya. Dia tetap mengadukan perkaranya dan tetap bergantung, berharap, berserah penuh hanya pada pencipta-Nya. Pada akhirnya TUHAN memulihkan keadaan Ayub.(SR)


Doa

Sendengkanlah telinga MU ya Allah ku - dengarlah pengaduan perkara dan masalahku. Amin