Untuk format audio klik disini


MAWAS DIRI

(Roma 2:1-11)


Salah satu hal menarik dalam filosofi tentang lima jari, adalah dilosofi jari telunjuk. Pada saat sedang menilai sesuatu dengan jari telunjuk kita, tiga jari lainnya (tengah, manis & kelingking) mengarah atau menunjuk pada diri kita sendiri. Maknanya adalah, ketika kita menghakimi orang lain, kita juga sedang menghakimi diri kita sendiri.

Ketika membaca Roma 2:1-11, saya jadi teringat akan makna filosofi tersebut. Rasul Paulus mengingatkan pentingnya untuk tidak dengan mudah menghakimi orang lain, sementara kitapun pernah atau bahkan masih melakukan kesalahan yang sama. Tuhan menempatkan kita ditengah-tengah kemajemukan agar dapat hidup saling membantu, saling menasehati satu dengan yang lain. Sebelum menasehati orang lain, baiklah kita introspeksi diri kita dahulu. Memeriksa ke dalam dan menasehati diri sendiri serta memperbaikinya, sehingga nasehat kita kelak bukan untuk menghakimi semata namun lebih untuk perbaikan bersama.

Kitapun juga akan diperbaiki oleh Tuhan melalui nasehat orang-orang di sekitar kita. Inilah salah satu ciri "hidup dalam pertobatan" yang dikehendaki Tuhan. Pengabaian akan hal ini akan berkonsekuensi penghukuman dari Tuhan, seperti yang dialami oleh bangsa Asyur (Yes 30:27-33). Bangsa ini dihukum Tuhan dengan murka-NYA yang dahsyat, oleh karena kejahatannya dan menaklukkan bangsa lain menurut pengertian mereka sendiri.

Oleh karenanya, marilah kita hidup selalu mawas diri. Senantiasa berproses memperbaiki diri sesuai ketetapan Tuhan dan mengajak sesama kita untuk hidup semakin berkenan di hadapan Tuhan. (GEP)


DOA:
Bapa, mampukanlah kami untuk hidup mawas diri dan tidak mudah menghakimi sesama, melainkan mengajak mereka hidup sesuai kehendak-MU. Amin