Jangan Saling Menghakimi
Menjelang PILPRES, jika kita melihat berita di TV atau channel Youtube, kata-kata hujatan atau penghakiman sangat sering kita temukan atau dengar. Bangsa kita yang sangat dikenal dengan sopan santun dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya seperti kehilangan jati diri. Hanya karena kepentingan sesaat, kita abaikan nilai-nilai luhur bangsa kita. Janganlah kita saling menghakimi, karena hal menghakimi adalah haknya Tuhan.
Karena kita semua akan menghadap tahta pengadilan Allah (Roma 14:10). Pesan Tuhan sangat jelas lewat surat Paulus kepada jemaat di Roma. Paulus tidak ingin jemaat Roma menjadi sama dengan dunia ini, saling menghakimi dan membuat orang lain jatuh atau tersandung, bukan saling mendukung atau membangun . Siapa kita sehingga dengan mudahnya kita menghakimi. Seperti ketika kita menunjuk orang lain dengan jari kita, sebenarnya tanpa kita sadari ibu jari kita juga menunjuk diri kita, bahwa kita tidak lebih baik dari orang yang kita hakimi. Karena ketika kita menghakimi, sebenarnya kita sedang menempatkan diri pada posisi yang paling benar. Balok dimata kita sendiri tidak kita lihat (Matius 7:3).
Belajar dari Yesus, walaupun Dia adalah Tuhan, tetapi Dia selalu bersikap rendah hati, rela mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:6). Bagaimana supaya kita tidak mudah menghakimi? Milikilah pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5), sehingga pikiran kita dikuasai oleh Kristus atau Roh Kudus dan kita tidak akan mudah membuat orang lain jatuh atau tersandung oleh kata-kata kita. Kita akan berbahagia ketika orang lain termotivasi oleh kata-kata positif kita. " When you judge another, you do not define them, you define yourself" (Wayne Dyer) artinya ketika anda menghakimi orang lain, anda tidak mendefinisikan mereka, anda mendefinisikan diri anda sendiri. (SE)
DoaBapa yang baik, ampuni jika selama ini kami mudah menghakimi sesama kami. Ajar kami berpikir dan bertindak seperti Engkau. Amin