Untuk format audio klik disini


PILIHAN MEMBAWA KONSEKUENSI

I Sam 8 : 1 – 18


Sebuah pepatah mengatakan “Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau”. Pepatah ini mau mengatakan bahwa seringkali kita menganggap hidup orang lain itu nampaknya lebih indah, lebih enak, lebih nyaman. Oleh karena itu, kita seringkali menjadi ingin seperti orang lain itu. Pepatah lain dari budaya jawa juga mengatakan yang mirip dengan itu. Ada istilah “nawang si nawang”. Kita seringkali berpikir bahwa “kalau saya jadi seperti dia, alangkah menyenangkannya.” Padahal orang yang kita pikir ada dalam situasi yang menyenangkan itu, jangan-jangan dia juga berpikir “kalau bisa seperti keadaan kita, betapa akan menyenangkan”.  Itulah sifat manusia. Suka membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain dan cenderung ingin menjadi seperti orang lain.

Bangsa Israel di zaman Samuel yang sudah menjadi tua, juga bersikap sama. Mereka membandingkan kehidupan bangsanya dengan kehidupan dari bangsa-bangsa lain. Dalam pemikiran mereka, alangkah nyaman, aman, dan tentramnya jika mereka dapat memiliki seorang raja yang dapat menjadi pemimpin dan pelindung hidup bangsa mereka. Sama seperti bangsa-bangsa lain yang punya seorang raja, yang menjadi pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka ingin menjadi seperti mereka. Mereka ingin merubah hidup dalam budya “teokrasi” Allah yang menjadi Raja mereka diganti dengan system monarki, dipimpin oleh seorang raja! Dalam I Sam 8:9 Allah mengingatkan bahwa ada konsekuensi dari pilihan yang mereka ambil itu. Dan mereka harus siap dengan segala konsekuensi atau akibat dari pilihannya itu!

Dalam hidup ini, janganlah kita membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Dan jangan pula cenderung ingin menjadi seperti orang lain. Belum tentu keadaan orang lain itu akan cocok dengan diri kita dan membawa kedamaian bagi kita. (ISI)

 



DOA :

Bapa ajar kami agar tidak suka membandingkan diri dengan orang lain, tetapi ajar agar kami dapat selalu mensyukuri hidup dalam tuntunan dan pimpinan tangan Tuhan. Amin.