Dimanakah TUHAN?

Yeremia 2:4-13


Kecenderungan manusia mudah melupakan apa yang ada dibelakang, meskipun itu sesuatu perbuatan baik seseorang terhadap dia. Dengan mudahnya melupakan teman yang pernah menolongnya disebuah peristiwa penting dalam hidupnya. Ketika berhasil, dia lupa dengan orang yang pernah membantunya. Ini pengalaman pribadi saya. Memang sedih kalau diingat-ingat, tetapi ketika menyadari sebagai anak Tuhan kita dipanggil untuk menjadi berkat, perasaan tidak menyenangkan berganti dengan bersyukur karena Tuhan telah memakai kita untuk memberkati orang lain. 

Membaca ayat renungan saat ini, saya membayangkan bagaimana perasaan Tuhan terhadap bangsa Israel, yang memberontak Tuhan dengan menyembah ilah lain diluar Tuhan. Padahal Tuhan telah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dan membawa mereka masuk ketanah Kanaan yang subur. Allah kita adalah Allah yang cemburu, makanya hukum pertama dari 10 hukum Allah adalah jangan ada ilah lain dan jangan menyembahnya (Keluaran 20:3-5). Bukan hanya rakyat yang beralih menyembah berhala, tetapi para pemimpin Israel yaitu para Imam, pakar hukum, Gembala dan para Nabi (ayat 8). Mereka tidak mencari TUHAN, bahkan melupakan kebaikan TUHAN yang telah membebaskan mereka dari masa lalu yang kelam ke di Mesir. 

Kita Pun dapat bersikap seperti bangsa Israel. Ketika Tuhan telah menyelamatkan kita dari upah dosa yaitu maut, dan menerima kasih karunia anugerah keselamatan, kadang kita dengan mudah melupakan Tuhan. Kenikmatan dunia telah menggeser posisi Tuhan yang seharusnya yang utama bagi kita, Kita tidak mencari Tuhan dan kehendakNya tetapi kita tebuai dengan kenyamanan, kekayaan, keberhasilan kita dan sebagainya yang semuanya itu berasal dari TUHAN. Mazmur 103:2 "Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya, dan (Yesaya 55:6) "carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!" . (SE).


Doa

Bapa yang baik, ajar kami untuk terus mencari Engkau dan kehendakMu bagi kami. Amin.