Mohon Belas Kasihan Bapa

Yesaya 63:15-19


Penyesalan biasanya selalu datang terlambat, tetapi tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Ketika kita ada di dalam kenyamanan, kita bisa lupa diri, merasa hebat dan mampu, sampai lupa siapa yang memberi semua kenikmatan hidup. Demikian halnya dengan bangsa Israel, melalui nabi Yesaya kita diingatkan begitu banyak perbuatan Tuhan atas mereka, bukan hanya mereka menjadi umat pilihan Tuhan, tetapi mereka menerima penebusan Tuhan. Bagaimana Tuhan menyelamatkan mereka dari kesesakan, menggendong mereka, semua dilakukan karena belas kasihan Tuhan atas umat pilihanNya (ayat 7-9). 

Tetapi sedih sekali, kasih setia Tuhan atas mereka dibalas dengan memberontak dan mendukakan Roh Kudus, tidak mau taat kepada Tuhan karena kedegilan hati mereka (ayat 10). Maka Tuhan tidak lagi berbelas kasihan terhadap mereka, tetapi berubah menjadi musuh dan berperang melawan mereka (ayat 11). Kebaikan Tuhan dibalas dengan kejahatan dan pemberontakan. 

Bersyukur mereka segera sadar akan kesalahan serta dosa mereka dan menanti pertolongan Tuhan. Mereka sadar bahwa mereka telah tersesat dan mengaku bahwa Tuhan adalah Bapa mereka yang mengenal dengan benar anakNya. Pada ayat 16, dua kali Yesaya menulis bahwa Tuhan adalah Bapa mereka, mereka sadar bahwa Bapa begitu mengasihi mereka "sejak dahulu kala". Bertolak belakang dengan ayat 19, mereka merasa tidak pernah dipimpin tangan Tuhan, semua itu karena dosa yang menguasai mereka. Kondisi manusia berdosa, mereka tidak mengalami kuasa Allah sehingga merasa hidup mereka tertekan dan selalu penuh dengan masalah. Tetapi kita bersyukur memiliki Bapa yang penuh kasih, seperti perumpamaan anak yang hilang, walaupun anaknya telah memberontak kepada bapanya dengan pergi menghabiskan harta, tetapi sang bapa yang penuh kasih mau menerima dan mengampuni anak sulungnya.( Lukas 15:11-32). Mintalah belas kasihan dan pengampunan Bapa jika kita sadar telah menyakiti hatiNya. (SE)

 

Doa : Bapa yang maha kasih, sadarkan kami akan kesalahan kami dan memohon belas kasihanMu. Amin