SAAT ANGIN RIBUT MENERPA

Matius 8:23-27

Hidup di dunia tidaklah sama seperti orang yang jajan di restoran di mana kita bisa memilih menu sesuka kita. Dalam kehidupan, ada hal yang membuat kita tertawa, tetapi ada pula hal yang membuat kita menangis yaitu saat ketika angin ribut menerpa perahu kehidupan kita.
Murid-murid Yesus ketakutan ketika perahu mereka diterjang angin ribut, hingga mereka membangunkan Yesus. Yesus pun memerintahkan angin ribut itu untuk berhenti. Tapi Yesus juga menegur murid-murid-Nya yang begitu cepat panik saat angin ribut menerjang. Mereka lupa Yesus baru saja memuji seorang perwira Romawi karena si perwira percaya bahwa jika Yesus berkehendak, maka Ia tinggal memberi perintah saja dan semua yang diperintah-Nya pasti akan patuh pada-Nya (ay. 5-10).


Ada dua hal yang sering menghalangi kita merasakan kuasa Tuhan bekerja ketika angin ribut datang menerpa. Yang pertama adalah ketika kita sendiri memicu lahirnya bencana. Ketika kita curang dalam bisnis, tidak setia pada pasangan, suka menggunakan kekerasan dan sebagainya, maka pada hakikatnya kita telah melubangi perahu kita sendiri. Dalam situasi semacam itu sangatlah tidak pantas untuk meminta Yesus menolong. Bukan karena Yesus jual mahal tapi kita memang harus lebih dulu bertobat jika berharap Yesus meredakan angin ribut yang menerpa perahu kita. Yang kedua, kita tidak boleh lupa bahwa kisah kita dimulai dengan keterangan, “Lalu Yesus naik ke dalam perahu” (ay. 23). Oleh karena itu kita harus bertanya, apakah Yesus memang sudah ada di dalam perahu kita? (Wasiat)

Doa
Ya Tuhan yang berkuasa atas alam semesta, hadirlah dalam kehidupan kami dan ajarlah kami hidup seturut kehendak-Mu. Amin.