Jangan Memandang Muka
Sikap memandang muka
adalah penilaian yang begitu dangkal, kita melihat hanya sebatas mata memandang
dan membawa orang kepada sikap diskriminasi dan hal ini sangat ditentang dalam
moralitas. Setiap kali jika seseorang berkenalan, pertama-tama yang akan
diamati adalah pakaian yang dikenakan, sepatu yang dipakai, merek jam tangan
serta mobil yang dikendarai. Penampilan seseorang menjadi cara kita untuk
mengukur atau memperlakukan orang tersebut.
Dalam pembacaan kita
hari ini, Yakobus 2 : 1 menyebutkan bahwa janganlah
iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Mengapa hal ini bertentangan
dengan iman atau merupakan hidup beribadah secara lahiria dan bukan hidup dalam
rohaniah. Memandang muka berarti memberikan perhatian khusus atau menghormati
orang tertentu saja atau keberpihakan terhadap orang tertentu karena kekayaan,
busana atau kedudukan mereka, suku, budaya dan ras. Melakukan hal ini tidak
sesuai dengan kebenaran firman Allah dikarenakan oleh beberapa alasan :
1. Hal ini tidak
menyenangkan Allah yang tidak pernah memandang penampilan lahiria, tetapi hati
seseorang (1 Sam 16:7)
2. Sikap semacam ini
tidak didorong oleh kasih yang murni untuk semua orang (Yak 2: 8). Mengagumi
kedudukan sosial adalah dosa terhadap hukum kasih dan juga tidak sesuai dengan
karakter Tuhan sendiri.
3. Sikap ini menjadikan kita “Hakim” dengan pikiran yang jahat (Yak 2 : 4). Menunjukkan sikap memihak orang kaya atau orang berkedudukan dengan motivasi yang jahat untuk memperoleh keuntungan Marilah kita senantiasa melihat bahwa Tuhan itu tidak berpihak, tidak memandang muka. Tuhan begitu mengasihi semua orang. Kiranya kita juga memiliki hati seperti Tuhan untuk bisa menerima siapa pun yang Tuhan kirim untuk kita layani. (ALP)
Doa
Ya Allah, aku datang kepada-Mu memohon ampun jika selama ini memperlakukan orang lain dengan memandang muka. Ajarlah dan Mampukanlah aku memiliki hati Tuhan yang mengasihi semua manusia ciptaan-Mu. Amin.