KUASA DAN KESAKSIAN

Kisah Para Rasul 1:1-5



“Kita ini hanya manusia. Sama seperti yang lain, kita pun rapuh, penuh dengan kelemahan. Lalu, dengan apa kita dapat bersaksi secara kredibel?” Pertanyaan ini dilontarkan oleh seorang sahabat saat kami sedang berdiskusi mengenai kesaksian Kristiani di negeri ini. Pertanyaan tersebut tampak simpel, tetapi meminta keseriusan dan kesungguhan untuk menjawabnya.

Dalam Kisah Para Rasul, Lukas membuka kitab ini dengan kesaksiannya mengenai baptisan Roh Kudus yang akan diterima para murid. Baptisan adalah tanda inisiasi, di mana orang dihisapkan ke dalam suatu persekutuan. Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan. Komunitas Yohanes ini adalah komunitas orang-orang yang bertobat, berbalik dari jalan yang lama. Sedangkan, dibaptis oleh Roh Kudus berarti Roh Tuhanlah yang akan membasuh, memasukkan orang percaya ke dalam persekutuan hidup dengan Kristus, dan mereka juga akan diperlengkapi dengan kuasa untuk bersaksi. Roh Kuduslah yang memberikan kepada mereka kuasa,  sehingga mereka berani menghidupi Injil dan teladan Yesus dalam kata dan laku.

Bukan karena diri kita sendiri, maka kita mampu bersaksi dan memperlihatkan integritas dan kredibilitas hidup sebagai saksi. Rohlah yang memampukan. Karena itu, seorang saksi harus merendahkan diri dan membuka hati untuk selalu dipimpin oleh Roh. Daging kita memang lemah, tetapi kalau dipimpin Roh, kita akan menjadi penurut Tuhan. (Wasiat)

 

Doa

Tuhan, terimakasih karena Engkau senantiasa memberi kami kesanggupan. Kiranya dalam kelemahan, Roh Kuduslah yang memampukan kita berdiri sebagai saksi-Nya. Amin.