KUASA DAN KESAKSIAN
“Kita ini hanya manusia. Sama seperti yang lain, kita pun
rapuh, penuh dengan kelemahan. Lalu, dengan apa kita dapat bersaksi secara
kredibel?” Pertanyaan ini dilontarkan oleh seorang sahabat saat kami sedang
berdiskusi mengenai kesaksian Kristiani di negeri ini. Pertanyaan tersebut
tampak simpel, tetapi meminta keseriusan dan kesungguhan untuk menjawabnya.
Dalam Kisah Para Rasul, Lukas membuka kitab ini dengan
kesaksiannya mengenai baptisan Roh Kudus yang akan diterima para murid.
Baptisan adalah tanda inisiasi, di mana orang dihisapkan ke dalam suatu
persekutuan. Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan. Komunitas
Yohanes ini adalah komunitas orang-orang yang bertobat, berbalik dari jalan
yang lama. Sedangkan, dibaptis oleh Roh Kudus berarti Roh Tuhanlah yang akan
membasuh, memasukkan orang percaya ke dalam persekutuan hidup dengan Kristus,
dan mereka juga akan diperlengkapi dengan kuasa untuk bersaksi. Roh Kuduslah
yang memberikan kepada mereka kuasa, sehingga mereka berani menghidupi Injil
dan teladan Yesus dalam kata dan laku.
Bukan karena diri kita sendiri, maka kita mampu bersaksi
dan memperlihatkan integritas dan kredibilitas hidup sebagai saksi. Rohlah yang
memampukan. Karena itu, seorang saksi harus merendahkan diri dan membuka hati
untuk selalu dipimpin oleh Roh. Daging kita memang lemah, tetapi kalau dipimpin
Roh, kita akan menjadi penurut Tuhan. (Wasiat)
Doa
Tuhan, terimakasih karena Engkau senantiasa memberi kami kesanggupan. Kiranya dalam kelemahan, Roh Kuduslah yang memampukan kita berdiri sebagai saksi-Nya. Amin.