Untuk format audio klik disini


BELAJAR DARI PERTIKAIAN YANG TAK USAI

Obaja 1:10-16


Apakah ada di antara kita yang tidak pernah bertikai dengan saudara kita sendiri? Kalau ada: betapa beruntungnya! Kalau pernah: tenang, itu wajar terjadi. Pertikaian adalah bagian dari dinamika dalam berelasi, termasuk dalam relasi dengan saudara kandung sendiri.

 

Begitu juga kisah Esau dan Yakub: yang kisah pertikaian mereka pastilah telah kita tahu bersama; dan yang hal itu menjadi konteks dari bacaan kita. Pertikaian mereka tidak terselesaikan dan terus berlanjut hingga anak-cucu mereka kemudian masing-masing menjadi bangsa. Bangsa Edom sebagai keturunan Esau menaruh dendam kesumat hingga melakukan perbuatan jahat pada bangsa Yehuda sebagai keturunan Yakub (ay. 10-14). Alhasil pertikaian mereka bukan menjadi dinamika yang membangun, melainkan justru menghancurkan: benar-benar menghancurkan bangsa Edom. Demikianlah murka Allah akhirnya juga bangkit atas bangsa Edom. Hal itu sangat disayangkan karena sebenarnya ada jalan lain yang bisa diambil, yaitu berusaha saling mengerti dan memahami sehingga konflik yang ada justru memberikan pelajaran bagi kelanjutan relasi mereka kedepannya.

 

Sekarang saatnya kita memeriksa diri kita masing-masing. Bagaimana selama ini kita menyikapi pertikaian atau konflik yang ada? Apakah dalam “bergesekan” dengan sesama, orang-orang di sekitar kita, atau bahkan dengan saudara kita sendiri, kita menghadapinya dengan termakan amarah dan dendam? Ataukah kita telah cukup sadar dan bijak untuk melihat itu sebagai sesuatu yang perlu diselesaikan dengan baik, sehingga kita bisa menghayatinya sebagai bagian dari dinamika berelasi yang membangun dan bukan malah menghancurkan? Mari berkaca. (KTM)

 

DOA:
Bapa, bantu kami untuk mampu menghadapi pertikaian yang ada dengan rendah hati dan tidak mendahulukan dendam atau amarah kami. Amin