MENJADI IMAM MELALUI KARYA HIDUP

Mazmur 27

Bait Allah di Yerusalem disebut juga dengan “Rumah TUHAN”. Menurut kebiasaan, para imam tinggal di Bait Allah. Daud rupanya memiliki kerinduan mengalami apa yang dialami para imam. Ia mendambakan tinggal di Rumah TUHAN seumur hidupnya. Memang yang didambakannya ini tidak terwujud. Daud lebih banyak menghabiskan waktunya di istana, memimpin Kerajaan untuk melindungi dan mengayomi umat.

Walaupun tidak menjadi imam, Daud melakukan karya hidupnya dengan jiwa seorang imam. Dalam karya kepemimpinannya sebagai raja, sebagaimana terlihat dalam seluruh Mazmur 27, Daud menghayati betapa kuasa Allah selalu terlibat dalam kepemimpinannya. Seperti seorang imam, Daud rindu menjadi pengantara terwujudnya karya kasih Allah melalui karyanya sebagai raja bagi segenap umat yang dikasihi Allah.

Sebagai pengikut Kristus, kita adalah “para imam” yang melayani Allah, Raja kita. Inilah makna panggilan “imamat am orang percaya”. Tentu kita tidak harus menjadi imam atau pendeta untuk mengerjakan panggilan ini. Seperti Daud, kita dapat menghayati setiap pekerjaan kita dengan semangat seorang imam. Artinya, kita percaya bahwa hanya karena kekuatan Allah dan demi terwujudnya kasih Allah bagi sesama saja kita mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab kita sehari-hari. Dalam penghayatan ini, kita menjadi seperti orang yang tinggal di Rumah TUHAN, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. (Wasiat)


Doa
Ya Tuhan, naungi aku dengan kemurahan anugerah-Mu sehingga setiap karya hidupku dilingkupi oleh kehendak kasih-Mu. Amin.