PERBUATAN BAIK MEMBUNGKAM KEPICIKAN
1 Petrus 2:11-17
Pernahkah Anda mendengar istilah julid?
Istilah ini banyak dipakai di media sosial beberapa tahun belakangan ini.
Arti julid adalah iri dan dengki dengan keberhasilan orang
lain yang diungkapkan melalui komentar langsung di media sosial. Orang
yang julid senang menulis keburukan orang lain, nyinyir, dan
menilai negatif. Kita tidak bisa mengatasi orang julid hanya
dengan kata-kata, tetapi perlu menunjukkan perbuatan positif kita.
Surat 1 Petrus berisi pesan kepada orang-orang Kristen yang berada di
perantauan (1Ptr.1:1). Mereka berhadapan dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi yang
tidak mengenal tradisi mereka, apalagi kekristenan. Hal ini memberi tantangan
tersendiri. Fitnahan dan pikiran yang picik datang kepada mereka dari
orang-orang yang bodoh, yang tidak kenal mereka. Menghadapi hal itu, Surat
Petrus menasihati mereka untuk memiliki cara hidup yang baik, hormat kepada
semua orang, dan takut kepada Allah. Perbuatan baik mereka akan membungkam
penilaian negatif dari orang-orang di sekitar mereka.
Menghadapi kata-kata negatif juga
dengan kata-kata sering kali tidak efektif. Hanya akan menimbulkan debat kata
yang tidak jelas, apalagi di media sosial ketika tulisan begitu terbatas dan
dapat disalahartikan. Cara yang efektif menghadapi kata-kata negatif orang lain
adalah dengan menunjukkan perbuatan baik. Perbuatan baik kita akan membungkam
kepicikan. (Wasiat)
Pernahkah Anda mendengar istilah julid?
Istilah ini banyak dipakai di media sosial beberapa tahun belakangan ini.
Arti julid adalah iri dan dengki dengan keberhasilan orang
lain yang diungkapkan melalui komentar langsung di media sosial. Orang
yang julid senang menulis keburukan orang lain, nyinyir, dan
menilai negatif. Kita tidak bisa mengatasi orang julid hanya
dengan kata-kata, tetapi perlu menunjukkan perbuatan positif kita.
Surat 1 Petrus berisi pesan kepada orang-orang Kristen yang berada di
perantauan (1Ptr.1:1). Mereka berhadapan dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi yang
tidak mengenal tradisi mereka, apalagi kekristenan. Hal ini memberi tantangan
tersendiri. Fitnahan dan pikiran yang picik datang kepada mereka dari
orang-orang yang bodoh, yang tidak kenal mereka. Menghadapi hal itu, Surat
Petrus menasihati mereka untuk memiliki cara hidup yang baik, hormat kepada
semua orang, dan takut kepada Allah. Perbuatan baik mereka akan membungkam
penilaian negatif dari orang-orang di sekitar mereka.
Menghadapi kata-kata negatif juga
dengan kata-kata sering kali tidak efektif. Hanya akan menimbulkan debat kata
yang tidak jelas, apalagi di media sosial ketika tulisan begitu terbatas dan
dapat disalahartikan. Cara yang efektif menghadapi kata-kata negatif orang lain
adalah dengan menunjukkan perbuatan baik. Perbuatan baik kita akan membungkam
kepicikan. (Wasiat)