Untuk format audio klik disini


Iri Hati

Kisah Para Rasul 7:9-16


Alkitab memasukkan iri hati ke dalam daftar perbuatan daging (Gal 5:20). Di dalam Alkitab kita pun dapat menemukan kisah-kisah dosa mengenai iri hati. Kain, iri terhadap adiknya Habel, Miryam kepada Musa, kisah saudara-saudara Yusuf, Saul terhadap Daud, orang Farisi dan Ahli Taurat terhadap Yesus, dan sebagainya. Apakah perasaan iri hati ini hanya ada pada orang-orang pada masa itu? Tentu tidak. Iri hati sudah menjadi natur dosa manusia. Setiap orang di masa kini pun memilikinya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa iri hati adalah sebuah perasaan kurang senang melihat kelebihan orang lain. Demikian yang disampaikan dari kisah Yusuf, ketika iri hati menguasai saudara-saudaranya karena Yusuf dianggap istimewa. Perasaan kurang senang dapat tumbuh karena materi, kebahagiaan, kesempatan bahkan talenta yang dimiliki orang lain. Kurang senang dengan keharmonisan keluarga orang lain, kurang senang dengan beasiswa yang didapat orang lain, kurang senang karena seseorang dipandang baik dalam komunitas, kurang senang dengan keterampilan orang lain dan banyak hal lainnya.

Dalam Yakobus 3:16 dikatakan, "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Oleh karena itu waspadalah terhadap sikap hati ini, karena selain merugikan diri sendiri juga dapat merusak segala bentuk relasi: dalam pekerjaan, bertetangga, keluarga, dalam kehidupan berjemaat bahkan dalam pelayanan. Untuk itu kita perlu menjalin relasi yang semakin intim dengan Tuhan serta memelihata hati yang tulus serta mau diperbaharui oleh firman-Nya. Dan ingatlah, ada banyak hal yang selalu bisa kita syukuri dalam kehidupan ini. Sebab, Tuhan akan selalu memberikan karya yang terbaik buat setiap kita. (EM)


 Doa: Ya Allah, kami bersyukur atas segala hal dalam diri dan hidup kami yang merupakan karya cinta-Mu bagi kami. Amin.