Untuk format audio klik disini
Bunga Oleander dan Pohon Kamper
“Tidak ada
satu pun yang akan tumbuh atau hidup di kota Hiroshima selama 70 tahun.”
Begitulah pendapat Dr. Harold Jacobsen, peneliti dari The Manhattan Project.
Sebagian warga mempercayai hal itu setelah pada 6 Agustus 1945, bom atom
Amerika Serikat meluluhlantakkan Hiroshima. Saat itu, sebagian kota hancur dan
sedikitnya 70.000 orang tewas seketika. Namun, pada musim panas berikutnya,
bunga-bunga oleander bermekaran dan pohon kamper mengeluarkan cabang-cabang
baru. Pemulihan bunga dan pohon tersebut menyentuh hati masyarakat dan
memberikan harapan baru. Bunga oleander dan pohon kamper pun ditetapkan menjadi
simbol kota Hiroshima; simbol kekuatan daya hidup, harapan, dan perdamaian.
Di tepian
jurang kematian, pemazmur pun tidak berdaya. Sebelumnya, ia merasa hidupnya
sangat aman seperti gunung kokoh yang tidak akan tergoyahkan. Namun, hal itu
sekejap berubah. Kini, ia seperti sedang menuju liang kubur. Hanya Tuhan sumber
pertolongannya, satu-satunya harapan yang bisa mengubah situasinya kembali,
mengubah ratapannya menjadi tarian, dan membuka kain kabungnya.
Saat
situasi begitu buruk, kita mungkin kehilangan harapan dan seolah daya kematian
mencengkeram kita. Namun, saat kita berpaling kepada Tuhan, apa yang tampaknya
tidak mungkin akan menjadi mungkin. Harapan selalu ada, kehidupan selalu
dimungkinkan untuk kembali mekar, sekalipun di tengah kematian. (Wasiat)
Doa: Tuhan, kami menyadari bahwa bersama Tuhan, kehidupan kami jauh lebih kuat daripada kematian.