Betapa sering kita melihat perbedaan pendapat sampai perkelahian atau perebutan Asset baik berupa Tanah, Rumah atau kendaraan dan Perusahaan dimana semua yang terlibat dalam permasalahan ini selalu berkata MENCARI KEADILAN dan ingin MENEGAKKAN KEADILAN.

 

Sesunguhnya semua masalah perebutan asset selalu dimulai dengan keserakahan. Keserakahan bisa muncul di hati semua orang bahkan sesama saudara sekalipun dan lebih aneh bisa muncul di hati orang yang kaya raya, raja atau nabi sekalipun. Alkitab mencatat dalam Kitab I Raja Raja 21:1-29 = Kebun anggur Nabot. Dimana Raja Ahab ingin memiliki kebun anggurnya tetapi Nabot menolak menjual milik pusakanya. Izebel istri Raja Ahab melakukan persekongkolan jahat untuk membunuh Nabot dan membuat Raja bisa memiliki kebun anggur tetangganya itu.

Memang terdenger aneh dan janggal melihat atau mendengar orang yang sudah kaya raya tetapi masih ingin harta sesamanya yang jauh lebih miskin dari dia. Tetapi ini kejadian semenjak jaman nabi-nabi sampai jaman sekarang. Keserakahan seolah memang sudah menjadi nama tengah anak manusia di dunia ini.

 

Di sisi lain tidak kalah sering kita melihat orang miskin mengambil tanah orang kaya atau tanah Negara. Kalau mau melihat cukup berjalan di depan suatu kompel pemakaman besar dan akan ada tanah yang disebut tanah TUHAN yang sebetulnya milik TNI tetapi dikuasai banyak orang. Atau tanah milik keluarga cendana di daerah cileungsi dan dulu ada Hotel garudanya yang setelah reformasi sempat dipenuhi oleh banyak pendatang serta Hotelnya dijarah sampai pintunyapun tidak ada. Di daerah-daerah kabar banyaknya hutan lindung yang tanahnya dijarah rakyat untuk dijadikan kebun juga tidak pernah sepi dari pemberitaan dan merosotnya luas hutan lindung seolah wajar jika melihat banyaknya orang yang bisa hidup dari mengolah kebun di tanah hutan lindung itu, tetapi kalau diteliti lebih dalam maka tidak jarang para penjarah itu memiliki lahan kebun yang luas sekali bahkan bsia sampai ratusan hektar, ini tentu bukan lagi untuk bertahan hidup tetapi sudah merupakan bentuk keserakahan.

 

KESERAKAHAN memang sesuatu yang berusaha diperangi oleh Gereja. Di dunia saat ini, kita tidak melihat visi Allah tentang koinonia. Liberalisasi dan deregulasi pasar telah berlangsung lebih dari tiga dekade terakhir sebagai bagian dari proses globalisasi neoliberal telah membangun sebuah sistem yang mempromosikan konsumsi tak terpuaskan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam  sehingga menimbulkan ketidakseimbangan ekonomi, sosial dan ekologi. Saat ini, hanya 67 orang yang memiliki separoh kekayaan dunia (di Indonesia juga 4 orang terkaya hartanya sam dengan 100 juta rakyat). Tradisi-tradisi religius dunia sudah sejak lama telah memperingatkan kita untuk melawan ketamakan yang menyebabkan kekacauan visi ilahi. Di tengah situasi kemiskinan, penindasan, eksploitasi ekonomi dan penyalahgunaan kekuasaan yang mewarnai kehidupan mayoritas penduduk dunia, sebagaimana pula penyiksaan dan meningkatnya kematian terhadap Bumi Pertiwi dan semua makhluknya. Allah menangis bersama kita di tengah kerentanan dan penderitaan kita.

 

Dari Sidang Dewan Gereja sedunia terlihat bahwa gereja sangat peduli dengan  issue-issue tentang KEADILAN dan melawan penumpukan kekayaan pada segelintir orang atau lembaga/ termasuk Negara saja dan selain itu gereja sangat concern dengan kelangsungan kehidupan manusia di bumi. Perusakan alam adalah issue yang terus disuarakan untuk dilawan bersama. Dalam issue Kerusakan alam ini semua orang berkontribusi terhadap terjadinya dan semakin cepat prosesnya sehingga dampak pemanasan globalnya sdh kita rasakan saat ini dan untuk menyelamatkan BUMI semua harus merubah pola hidupnya. MELAWAN KESERAKAHAN yang mengutamakan kehidupan pribadi daripada kehidupan banyak orang adalah ini pesan kuat diterima umat. KETIDAK ADILAN muncul karena adanya KESERAKAHAN di hati banyak anak manusia yang membuat mereka mampu untuk tidak peduli terhadap sesamanya.

 

Apakah usaha Gereja untuk melawan KETIDAK ADILAN dan menyadarkan umatnya untuk bisa menjadi pelaku KEADILAN berdampak pada menurunnya ketidak adilan di dunia ini ???? saat ini seolah hasil Sidang Dewan Gereja Sedunia ini tidak berdampak apa apa. Mungkin karena Theologia jemaat sudah berjarak dengan Theologia Gereja, dimana jemaat dalam kehidupan sehari hari masih sangat akrab dengan tindakan yang berbau ketidak adilan dan bahkan korupsi. Mereka masih ke Gereja semata hanya untuk menghilangkan rasa bersalah karena sudah minta ampun pada TUHAN dalam ibadah minggu walau dalam hati tidak ada keinginan sedikitpun untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Sepulang Gereja mereka masih saja melakukan perbuatan KETIDAK ADILAN dan bahkan dengan menggunakan organisasi yang berafiliasi ke Gereja sekalipun. Manusia seolah semakin jahat dan semakin serakah, mereka semakin jauh dari TUHAN dan berserah pada TUHAN seolah sudah menjadi barang using. Manusia lebih percaya pada kemampuan dan kekuatan mereka sendiri, dan memakan manusia lain yang lebih lemah seolah hanya bagian daripada perjalanan hidup seorang anak manusia di dunia.

 

Kenapa  GAP yang terlalu besar antara keputusan DEWAN GEREJA SEDUNIA dengan kelakuan jemaat TUHAN di Gereja seolah tidak ada titik temunya.  Apakah mungkin karena jumlah manusia sudah semakin banyak dan daya dukung bumi sudah semakin kecil sehingga banyak yang mulai memikirkan keselamatan diri sendiri, keluarga sendiri, kelompok sendiri dan mangabaikan kepentingan yang lebih luas. EGOISME sepertinya juga mulai muncul sebagai manifistasi KESERAKAHAN dan Ketidak percayaan dengan  Firman Tuhan di Matius 6:25-33 (TB) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

 

Ketidak percayaan manusia akan kemahakuasaan TUHAN dan betapa besarnya cinta TUHAN pada manusia membuat masalah dalam kehidupan manusia semakin besar. Semua manusia berusaha menyelesaikan masalahnya dengan caranya sendiri, kekerasan dilawan dengan kekerasan, kalau ada yang jual maka kita akan beli. Berdoa dan Beribadah hanya ritual untuk menghilangkan rasa bersalah dalam diri manusia tetapi kita gagal memaknai perjumpaan dengan TUHAN yang maha kuasa itu sebagai kesempatan untuk mengadukan masalah kita, mengangkat tangan dan membiarkan DIA bekerja menyelesaikan masalah kita. GEREJA gagal meyakinkan jemaat dan menjadi teladan pribadi pribadi yang punya semangat berserah yang penuh pada kemahakuasaan TUHAN. Bahkan pemimpin Gereja banyak yang menjadi symbol dari ketidak adilan dan mafia kekuasaan yang memainkan harga kebutuhan dasar masyarakat tanpa pernah merasa bersalah apalagi mangkui itu sebagai kesalahan yang harus diperbaiki (sa;ah satu yang masih hangat adalah mafia daging sapi yang melibatkan pembuat UU di Negara ini dan Pendeta sebagai pelaku importnya).

 

KETELADANAN adalah krisis yang terbesar dalam kehidupan kita bergereja dan Bermasyarakat. Kekerasan dan Ketidak adilan yang seolah menjadi bagian hidup dari anak manusia di dunia sudah membuat banyak orang baik memilih melakukan hal yang sama daripada mereka menjadi korban kekerasan dan ketidak adilan itu. Perjuangan melalui jalur diplomasi, pengadilan dll dianggap membuang buang waktu dan di banyak sisi hanya akan menguntungkan pihak yang berduit banyak atau memiliki akses kekuasaan. DUNIA KITA SEOLAH MEMASUKI MASA KEGELAPAN yang tanpa harapan lagi.

 

PEJUANG KEADILAN YANG MENJADI TELADAN

 

Kita mengharapkan munculnya pejuang keadilan yang bisa menjadi teladan dalam tindak tanduknya sehari hari. Seorang Mesias atau Ratu Adil dalam budaya jawa. Dalam konteks saat ini Mesias atau Ratu Adil ini tidak harus berarti satu orang tetapi juga bisa satu komunitas atau kumpulan orang.  Atau bisa juga dilakukan oleh technology ??? tidak percaya ??

 

Mari kita lihat bagaimana technologi bisa merubah orang kaya yang dahulu disebabkan bisa menjual produk yang mahal sekarang disebabkan karena menjual produk murah yang dipakai banyak orang ( Microsoft) atau bahkan produk gratis yang membuat orang ketergantungan (Google dengan Gmail dan Youtube atau Facebook). Perusahaan itu ada di TOP 10 perusahaan besar di dunia walau produknya tidak dijual (tidak ada harganya0 alias nol aatu dibagikan. Teknologi juga membuat caar orang berbusiness berubah dengan sangat revolusioner kita bisa lihat contohnya Telpon (Voice call) dimana dulu telpon sangat mahal apalagi antar Negara atau antar propinsi sekarang Telpon sudah gratis selama kita memiliki akses internet dan akses internet ini yang dijual dan dibeli sama pelanggan. Akibatnya banyak perusahaan telekomunikasi yang tidak sempat berubah menjadi bangkrut atau mati.

 

Teknologi ini juga memudahkan manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya dan komunikasi bisa dilakukan dari satu orang ke banyak orang (Broadcast). Akibatnya dosa/kesalahan sekecil apapun sangat mudah diketahui oleh orang banyak. Di sisi lain pemerintahan di banyak Negara sudah berubah ke system Demokrasi dimana kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Demokrasi + Semakian Maraknya teknologi Internet akan membuat semua berusaha melakukan segala sesuatu dengan benar dan baik, karena kesalahan sekcil apapun jika sampai dipublish sama lawannya akan membahayakan karir politik seseorang, kelangsungan satu perusahaan dan bisa memancing aparat hukum untuk datang melihat kasusnya.

 

Melihat Fenomena ini saya yakin Mesias atau ratu Adil atau manusia yang BAIK dan mau mendedikasikan hidupnya untuk orang lain akan semakin banyak. Orang-orang yang membuat perusahaan untuk bersenang senang dan menyenangkan temannya tanpa memikirkan keuntungan walau akhirnya mereka malah bisa menjadi orang terkaya dan memiliki perusahaan terbesar setidaknya sudah menjungkalkan pendapat masyarakat kalau orang yang mau sukses/kaya harus jahat dan tegaan.  Pemilik facebook jauh dari sifat itu juga pemilik Google dan mereka berhasil.

Di sisi lain coba lihat dampak positive dari maraknya teknologi internet dimana calon pemimpin kita menjadi sangat transparan juga kelakuannya di masa lalu. Walau ada negatifnya juga dimana kabar gossip dan fitnah jadi semakin mudah menyebar juga dan susah diketahui mana yang benar dan mana yang salah oleh orang yang tidak kenal. Tetapi buat orang yang kenal secara pribadi maka kabar gossip itu tidak ada artinya. Di sini kami melihat peluang besar buat munculnya secara kolektif orang yang sangat peduli sama value dan cara hidupnya.

 

Saya pribadi optimis dunia yang lebih baik akan segerqa kita lihat dan jangan kita terpancing menjadi jahat juga ketika semua orang di dekat kita menjadi jahat. Cukup kumpulkan semua bukti kepemilikan lahan dan asset kita lainnya. Kita akan mudah membroadcast data-data yang kita miliki dan kenyataan yang kita hadapi dan jika berita kita menjadi viral maka pasti aparat akan turun tangan untuk menyelesaikannya. Kebaikan akan lebih mudah menerima simpaty dan dukungan masyarakat luas. Di sisi lain jika data kita lemah maka kita juga harus bisa menerima kenyataan kalau apapun yang akan kita broadcast hanya akan mengekspose kelemahan kita dan  dukungan masyarakat luas tidak akan pernah kita dapatkan, apalagi ditambah kita melakukan kekerasan. Di jaman keterbukaan informasi atau internet ini maka kekerasan adalah hal tabu untuk dilakukan apapun alasannya, apalagi jika kita terekam video sedang melakukan kekerasan.

 

Kemajuan teknologi Informasi ini menurut saya pasti juga bisa merubah cara hidup manusia dimana sekarang kerja tidak harus dari kantor tetapi bisa dimana saja sehingga pilihan profesi menjadi semakin banyak. Tetapi apapun pilihan profesinya maka nama baik akan menjadi kunci sukses dan nama baik itu yang menentuikan adalah KELAKUAN dan KEMAMPUAN, tanpa keduanya maka publikasi buruk yang akan kita terima dan tidak aka nada yang mau memakai jasa kita.

Gereja akan kembali menjadi centre karena untuk menghasilkan manusia yang baik kelakuannya mereka harus mengalami perjumpaan dengan TUHAN dan penebusan dari dosanya. Perjumpaan dengan TUHAN dan kesadaran menerima anugrah penebusan akan membuat manusia mudah untuk memaafkan sesamanya, menjadi pribadi yang lebih sabar, tidak mudah meyerah, senang berbuat baik dll seperti sifat manusia yang digambarkan sebagai Buah Roh di Galatia 5:22-23 atau orang yang berbahagia yang digambarkan dalam Matius  5:1-16 tentang Ucapan bahagia sebagai bagiand ari kotbah di Bukit  yang dilakukan Yesus.

 

Bagaimana dengan manusia yang tidak sempat mengenal YESUS, selama Alkitab tidak mencatat maka kita juga tidak boleh menghakimi dan saya yakin TUHAN punya anugrah dan cara untuk mengenalkan diriNYA pada setiap manusia karena DIA hidup dan berkuasa. Salah satu contohnya adalah Filosofi Jawa “MANUNGGALING KAWULO GUSTI “ atau bersatunya mansuia dengan Tuhan yang saya yakin pasti dibuat sebagai dampak perjumpaan penulisnya dengan TUHAN dan filosofi itu Kristen banget karena sama dengan istilah turunnya ROH KUDUS dan bersatunya dengan manusia sehingga manusia itu bisa disebut anak anak Allah.

 

PENUTUP :

 

Kembali ke pokok bahasan saya di atas tentang “Menegakkan Keadilan dan Menjadi Pelaku yang Adil” menurut saya akan menjadi tuntutan di dunia era modern ini. Akan semakin sulit buat LSM LSM nakal menjual kesengsaraan rakyat untuk mendapatkan sedikit dana dari penguasa dan pengusaha. Akan semakin sulit juga buat penguasa dan pengusaha menguasai tanah rakyat dan juga sebaliknya rakyat menguasai tanah pemerintah atau pengusaha yang mungkin selama ini dibiarkan terbengkalai dan terutama yang masih berbentuk Hutan.

 

KETIDAK ADILAN akan semakin sulit dilakukan di era keterbukaan TETAPI jika rakyat tidak segera memiliki bukti kepemilikan akan lahan mereka berupa sertifikat maka peluang untuk memanipulasi oleh Penguasa dan Pengusaha akan semakin besar. Di sini kita bersyukur karena presiden kita sangat concern dengan masalah ini dan berjanji akan membebaskan biaya sertifikat tanah buat penduduk miskin. Di titik ini kita harus mengawal jalannya proses ini demi tegaknya keadilan di Indonesia kita.

 

Untuk semua masalah ketidak adilan yang terjadi di masa lalu maka semangat win win dan dialog harus menjadi cara untuk menyelesaikan masalah. Mengumpulkan bukti yang menguatkan posisi kita adalah keharusan tetapi di sisi alin kita harus yakin lawan kita juga melakukan hal yang sama. Dialog juga saya yakin bisa mengurangi banyak biaya dan waktu untuk mencari keadilan di muka hukum. Tetap sabar dan tidak terpancing melakukan kekerasan adalah kunci kemenangan, karena pelaku kekerasan akan lebih mudah dihukum apalagi ketangkap kamera ketika melakukannya.

Mari kita lihat kemajuan teknologi sebagai cara TUHAN untuk mewujudkan keadilan di tengah dunia yang semakin gelap ini. Teknologi akan menjadi lilin yang menyala ditengah kegelapan.

 

TUHAN BERKATI DAN BERI HIKMAT BUAT SEMUA KITA

YAKINLAH TUHAN AKAN TERUS BEKERJA MENJAGA ANAK ANAK NYA