(Asia Pacific Business Forum : Provision of ICT infrastructure and services to all )

 

Suatu kehormatan besar buat saya dalam karir profesional saya diberi kesempatan menjadi pembicara dalam Asia Pacific Business Forum 2006 di JHCC Jakarta dengan topik  Provision of ICT infrastructure and services to all . Saat itu saya mewakili perusahaan tempat saya bekerja yang merupakan kepanjangantangan General Eelectric Group di Asia untuk bidang satellite dan  saya satu forum bersama petinggi dari beberapa perusahaan telekomunikasi kelas dunia dengan moderatornya Pak Alexandre Rusli yang jaman itu masih menjadi staff ahli Menteri KOMINFO Bapak Sofyan Djalil.

 

Asia Pasific Business Forum sendiri dibuka oleh Presiden Republik Indonesia saat itu Bapak SBY dan sebagai Key Note Speaker adalah Dt Mahatir Mohamad dari Malaysia. Acara cukup besar dengan jumlah hadirin ribuan orang mewakili banyak negara negara dikawasan Asia Pasific. Saya mendapat kesempatan di sessi pertama setelah pembukaan dan menjadi pembicara ketiga serta harus membawakan makalah dalam bahasa Inggris.

 

Topik yang diberikan cukup menarik karena saat itu harga internet access belum seperti saat ini alias masih mahal sekali serta tidak tersedia di semua provinsi apalagi kabupaten. Masih banyak daerah yang belum terjangkau  jaringan internet dan ini terjadi di seluruh dunia.

 

Saat itu kondisi penetarsi HP sudah hampir merata di semua provinsi dan kabupaten tetapi hanya bisa untuk komunikasi suara saja dan internet adalah anak bawang alias second priority. Jaringan internet lewat satellite saat itu adalah satu satunya cara menjangkau semua daerah di Indonesia dan harganya sangat tidak murah.

 

Ada satu fenomena yang terjadi dengan masuknya HP ke semua daerah yaitu angka kemiskinan di desa desa meningkat dan arus dana ke kota terutama Jakarta menjadi sangat masive. Penyebabnya dalah kebiasaan orang desa menelpon walau hanya untuk memanggil anaknya yang ada di ladang mulai terbentuk. Akibatnya pengeluaran untuk biaya HP/komunikasi yang tadinya tidak ada menjadi ada dan utama. Orang bahkan memasukan membeli pulsa adalah bagian dari SEMBAKO. Alokasi Dana untuk membeli pulsa HP ini membuat jumlah pengeluaran bulanan masyarakat di pedesaan menjadi meningkat sementara pemasukan bisa dibilang tetap.

 

Saat itu saya dan team dari GE beranggapan kalau Internet atau ICT infrastructure akan bisa merubah paradigma tadi. Alasannya Infrastructure internet akan membuat paket data menjadi murah (tidak lagi per kbps base tetapi bisa besar bandwidth atau per Gbps base pemakaian). Telp atau komunikasi suara juga bisa lewat jalur data (atau kita kenal sebagai VOIP) dan akan membuat komunikasi suara menjadi murah juga. Karena murah orang akan bisa memakai lebih sering dan akhirnya ide kreatif yang membawa nilai tambah akan muncul misal orang mulai berdagang atau minimal mendiskusikan masalah yang mereka hadapi. Solusi yang mereka dapat ini kalau di value akan sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan buat pemakaian HP mereka. Solusi ini bentuknya bisa luas sekali selain solusi masalah, ide baru, jaringan yang bisa lebih mudah dibentuk dll dll dan ini semua pasti akan bisa memakmurkan ekonomi masyarakat di pedesaan atau bahkan bisa membuat masyakat desa tidak perlu lagi melakukan urbanisasi atau membuka kantor buat usaha mereka di kota.

 

Pada jaman itu teman dari vendor cellular masih berfikir sebaliknya dimana mereka merasa komunikasi suara adalah kunci dalam infrastructure ICT. Mereka masih merasa internet akan ada di jaringan yang berbeda dan belum terfikir pada saat itu 4 G atau 5G technology datang sangat cepat melibas technology CDMA dan GSM yang sudah mapan saat itu. Technology ini juga membuat biaya komunikasi turun sangat significant dan saya alamai sendiri dari tagihan HP lebih dari satu juta sekarang bersama istri dan anak tidak lebih dari 500 ribu sebulan dengan paket data 60 GB perbulan sudah termasuk didalamnya. Telp ke partner di luar negri dengan WA atau Skype kualitasnya sudah jauh lebih baik dan tidak kalah dengan kualitas komunikasi suara pada jaman tahuan 2000 an dulu. Btw saat itu Kita berdiskusi seru di bidang itu dan memang saat itu semua masih wacana dan prediksi,

 

 Saat itu IP trafict buat komunikasi sering disebut VOIP masih ilegal diterapkan terbuka dan tidak ada operator yang mau mendukung seperti sekarang dimana Whatsapp bisa dipanggil dengan nomer telp milik operator atau nama. WA saat ini sudah terintegrasi dengan nomer telp di HP kita dan mengambil semua kontak di HP kita sebagai kontak WA juga. Saat itu hal ini masih tabu dan dianggap akan memakan revenue operator cellular serta mematikan business alat/peralatan pendukung buat cellular company. Saat ini pada hakekatnya nomer telp tdk lagi mutlak punya cellualr co karena WA, FB dll sudah memakainya juga tanpa perlu membayar sepeserpun kepada operator tersebut dan di beberapa negara malah nomer HP sdh jadi milik pribadi (seperti nomer KTP) dan bukan milik operator cellular lagi, sehingga setiap pribadi bisa pindah provider tanpa perlu mengganti nomer HP nya.

 

Saya di saat itu juga mendemokan IP TV di Cellular Phone (HP) yang kami sebut Mobile TV dan jalan dengan B/W GPRS yang saat itu besar bandwidthnya Cuma 44-64 Kbps saja. Kita coba broadcast video dengan bw sekecil itu dan walau kualitas tidak sebaik sekarang tapi itu jalan. Hanya masalahnya operator cellular hanya mau menjalankan business itu kalau customer di charge per kbps base seperti jika mereka kirim email dll. Hal ini tentu memberatkan user karena video beda sama email data yang besar datanya kecil. Ada satu operator yang bersedia menjual Mobile TV service kami dengan harga Rp 30.000,-/bulan dan hanya dalam waktu dua bulan kami dapat pelanggan 250.000 user, tetapi operator itu bukannya seneng amlah susah karena b/w di BTS mereka menjadi penuh dan komplain rasio juga meningkat karena ketika banyak permintaan percakapan voice bw buat TV yang kita perlukan walau Cuma 40 Kbps tdak bisa dicukupi akibatnya gambar menjadi patah patah dan suara juga hilang hilang.

 

Itulah kondisi saat itu dimana mungkin buat kita yang hidup di masa ini mungkin sudah lupa atau tidak merasakan lagi, Sekarang kita bisa menonton Youtube dengan mudah, share video melalui WA atau line juga mudah. Bahkan berdagang, memesan angkutan baik motor, mobil dan bahkan truk sekalipun bsia lewat HP/Smart Phone. Order makanan,beli baju dll juga sudah dilakukan lewat SmartPhone dengan tersedianya infrastructur internet yang baik. Saat ini yang terdampak dengan kehadiran ICT adalah vendor vendor cellular phone yang brand nya hilang diganti Samsung dan iphone serta aneka china produk yang lebih bisa mengantisipasi pasar, juga pelaku business konvensional yang tidak mau berubah APALAGI midle man alias pedagang semua berat saat ini.

Di sisi lain kalau jalan jalan ke daerah saya bangga melihat ICT bisa merubah wajah desa yang tadinya kusam sekarang lebih segar. Yang tadinya terpencil sekarang dikunjungi banyak wisatawan. Desa yang dulunya tengkulak merajalela sekarang swalayan besar datang dan langsung membeli produk mereka demi memenangkan persaingan dengan swalayan lainnya.

 

ICT terbukti merubah semua dan tidak sia sia ide atau mimpi yang dulu saya bagikan sekarang buktinya mulai terlihat dan akan lebih terlihat lagi di masa masa mendatang. Selamat datang di dunia yang berubah sangat cepat seperti Roller Coaster. SELAMAT MENIKMATI PERUBAHAN dan terimaksih ICT yang suah merubah dunia.